Sayangnya, banyak orangtua yang melimpahkan segala urusan pembelajaran ke sekolah, padahal, sekolah hanyalah sarana sekunder untuk meraih setetes demi setetes dari ilmu pengetahuan.
Kalian tahu, (para) guru adalah orangtua kedua kita? Maka, justru itulah, rumah, menjadi tempat paling utama, bukan? Apalagi di rumah itu ada ibu, yang seringkali menjadi sekolah pertama bagi anak-anaknya. Bukankah begitu?
Karena itulah, siswa di rumah jangan dibiarkan (sendiri). Orangtua pun harus punya tanggung jawab juga, memastikan seorang siswa selalu berada dalam pengawasan walinya.
Ya, mungkin mereka harus memberikan hadiah penyemangat berupa kata-kata yang mengantarkan mereka meraih cita-cita mereka, kalau siswa tersebut mau belajar.
"Nak, kamu mau jadi dokter, 'kan? Belajar yang rajin, ya!"
Atau, ancaman mengerikan kalau malas belajar, misalnya begini:
"Anakku sayang, kalau di rumah malas-malasan dan gak mau belajar, nanti nggak naik kelas, mau?"
Nah, itu cuma contoh, ya. Selebihnya, orangtua bisa melakukan pendekatan dengan caranya sendiri, karena ketahuilah, setiap anak kan tabiatnya berbeda, bukan?
Belajar di Rumah, Melatih Agar Kalian Bisa Belajar Mandiri
Kalau kalian belajar di rumah, mau gak mau kalian harus mempelajari materi pembelajaran seorang diri, kan? Eh, bukan, tetap saja butuh bimbingan dan pengawasan orangtua.
Soalnya, kalau suatu saat kalian kuliah di perguruan tinggi, tuntutan yang harus kalian penuhi adalah belajar secara mandiri. Iyalah, masa bergantung sama dosen terus bagai menyuap ilmu darinya satu per satu?