Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

3 Alasan Mengapa Kado Pernikahan Lebih Baik Ketimbang Menyumbang Uang

23 Februari 2020   19:45 Diperbarui: 24 Februari 2020   19:47 1890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: pexels | PIXABAY

Yah, masih membahas tentang pernikahan nih....

Sekarang ini 'kan perkawinan lagi musim-musimnya. Pastinya, undangan lagi hilir mudik; berdatangan ke rumah orang yang berhak menerimanya. Nah, pas undangan sudah sampai ke hadapan kalian, muncul langkah selanjutnya di pikiran kalian, "Mau kasih apa ya?"

Bagi yang gak mau ribet dan tak ada waktu, cukup masukkan uang ke dalam amplop, lalu masukkan lagi ke kotaknya saat menghadiri resepsi. Beres, 'kan?

Akan tetapi, bibiku (adik Mama) punya pemikiran berbeda. Dia lebih memilih memberi kado yang berisi barang, bahkan setelah menikah pun tetap saja melakukan hal yang sama.

Kalau saya? Tetap milih kado juga, dong!

Terlebih lagi kalau membawa kado hasil "rakitan" sendiri dengan barang-barang terbaik. Waaah... rasanya gimana gitu. Bangga!

Ditambah, kado pernikahan memiliki hal yang lebih baik. Daripada uang, yang justru (langsung) habis setelah menggunakannya!

Hmmm, apa saja ya?

1. Bisa Menyesuaikan dengan Budget

Sumber gambar: debt.com
Sumber gambar: debt.com

Bagi tamu yang bermodal cekak dan uang yang dimiliki tidak memenuhi syarat untuk dimasukkan ke amplop, jangan khawatir! Kalian bisa kok menghadiri undangan dengan kado!

Caranya, beli barang yang layak dijadikan kado dengan harga murah (misalnya, sabun atau shampoo) lalu minta tolong ke mbak-mbak untuk merangkainya menjadi kado di supermarket atau toko yang melayani hal tersebut secara GRATIS!

Atau, bisa juga beli sabun dan shampoo (juga kertas kado dan isolasi) di toko dekat rumah, kemudian masukkan bersama kartu ucapan yang telah kalian tulis ke kotak kado (sesuai ukuran dengan barangnya) yang telah kalian siapkan terlebih dahulu. Lalu, bungkuslah menjadi kado yang cantik!

Oh ya, kalau kalian mau lebih menghemat, manfaatkanlah barang yang kira-kira tak terpakai (tapi bukan bekas pakai ya, alias tidak pernah terpakai atau barang baru) lalu masukkan ke kotak kado yang sudah ada sebelumnya. Lakukan seperti yang saya tuliskan di paragraf sebelumnya, ya.

2. Barang yang Diberikan Bisa Jadi Kenangan dan Pengetahuan Berharga!

Sumber gambar: Redbubble
Sumber gambar: Redbubble

Ya, daripada uang, bisa ludes tanpa jejak, mending kado!

Yup! Mereka yang berpikiran seperti itu, itu berpandangan bahwa barang bisa lebih baik dan lebih awet ketimbang uang yang bertahan hanya sementara. Juga, barang yang ada di rumah, bisa menciptakan kenangan tersendiri.

Ya, kalian bisa lihat sendiri, 'kan? Barang yang berhasil kalian rawat dari awal kalian menikah, kalau diingat-ingat kembali, bisa menunjukkan waktunya, lho! Misalnya, gelas yang berasal dari kado pernikahan ini, adalah bukti bahwa gelas yang kalian punyai, telah ada sejak resepsi pernikahan yang diadakan sekian tahun yang lalu.

Kalau barang yang kalian punyai dari hasil hadiah perkawinan ada tanggalnya, itu lebih baik! Tentu, biar kalian bisa mengingatnya bahwa barang itu telah berusia sekian tahun. Waaah, bisa jadi bahan yang bagus untuk diceritakan ke anak cucu deh. Hehe.

Plusnya lagi, ilmu kalian bisa bertambah-tambah dan bisa jadi modal untuk membina keluarga dan mendidik anak-anak dengan lebih baik, karena buku yang dihadiahkan lewat kado.

Apalagi kalau buku ada tanda tangannya dari orang terkasih. Pasti kepengen berterima kasih juga dan berharap apa yang dihadiahkan bisa bermanfaat untuk jangka panjang.

Semuanya ini, sekali lagi, adalah bukti bahwa kenangan dan pengetahuan bisa ditautkan dengan barang?

3. Memberi Kado Pernikahan, Berarti Jadi Penyelamat Lingkungan

Sumber gambar: Sohu.com
Sumber gambar: Sohu.com

Untuk apa mengumpulkan kotak-kotak ini? Jadi sampah?

Ya, begitulah beberapa orang-orang memandang sinis terhadap kotak-kotak yang saya kumpulkan dan kini diletakkan di lemari bagian bawah. Padahal kotak-kotak ini punya maksud tersendiri, bukan?

Jadi, apa saya sengaja mengumpulkan kotak-kotak bekas kemasan? Tentu saja YA!

Kotak-kotak itulah yang saya manfaatkan kembali untuk jadi kotak kado pernikahan. Jadi, nggak perlu beli di toko-toko, juga minta ke tetangga atau memungutnya dari tempat sampah. Iyalah, biar gak malu-maluin, jaga harga diri.

Kenapa? Berkaca dari pengalamanku juga, di mana waktu hadir di pernikahan teman, kotak kadonya hampir semuanya bekas kemasan. Dan sampai saat ini saya sudah mengumpulkan kotak-kotak bekas kemasan dari toko roti, susu, sereal, peralatan dapur, hingga pancake dan puding.

Karena saya yakin, kotak-kotak kemasan tadi suatu saat bakal berguna. Tak hanya saat pernikahan, tapi di hari istimewa lainnya.

Nah, apa yang saya lakukan ini, selain membuat kado terlihat lebih rapi dan "sopan", secara tidak langsung bisa jadi pahlawan penyelamat lingkungan! Bayangkan, kalau kotak kemasan---yang terbuat dari kertas---langsung dibuang setelah jadi pembungkus makanan, malah jadi beban!

Ya, jadi beban bagi Indonesia yang per tahunnya dipenuhi 64 juta ton sampah. Sembilan persen di antaranya berupa sampah kertas. Kecil sih, tapi tetap saja besar di mata lingkungan.

Belum lagi pohon-pohon di hutan harus rela dikorbankan untuk pembuatan kertas, yang berarti juga berpengaruh bagi ekosistem dan iklim di Bumi. Kalau sudah jadi sampah, lumayan lama penguraiannya, yakni dua sampai enam minggu.

Jadi apa salahnya, kalau sudah selesai hajatan, kadonya dibuka dengan baik? kalau kotak-kotaknya dan kertas kadonya masih bagus, bisa dimanfaatkan lagi untuk kado hajatan pernikahan berikutnya.

Atau, bagi yang berjiwa kreatif, boleh juga digunakan untuk bikin kerajinan dan tempat-tempat penyimpan barang. Sehingga selain menghemat uang (untuk membeli barangnya), hasilnya bisa berbuah rupiah. Jadi, enggak bakal rugi, 'kan?

Nah, kalau kalian sudah membacanya, apa kalian mau (berpikir) untuk ngado dan beri hadiah lagi? Atau, tetap bertahan dengan uang dan amplopnya?

Hmmm, terserah hati kalian juga, sih.
Demikianlah penjelasannya, salam Kompasiana!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun