Mungkin itu yang menjadi faktor mengapa TVRI harus memiliki hak siar olah raga terkenal semacam Liga Inggris.
Hanya saja, rating 'kan sudah menjadi ciri khas TV swasta. Iyalah, TV swasta harus menghidupi diri sendiri dari iklan, yang merupakan efek dari rating yang tinggi. Sedangkan TV publik sebenarnya tidak membutuhkan itu, karena dibiayai oleh negara.
Maka, kalau sudah memiliki hak siar terpopuler dan terjebak rating, apa bedanya TVRI dengan TV swasta?
Karena itu, ayolah, kembalikan jati diri TVRI sebagai TV publik. Anggaran yang ada harusnya dimaksimalkan untuk membuat berita yang netral dan tidak berpihak pada politik/capres tertentu, juga tayangan yang mempresentasikan nilai nasional Indonesia. Seperti kekayaan alam dan budaya Nusantara, terus ideologi Pancasila-nya, ayo digalakkan lebih keras lagi!
Kalau butuh siaran olahraga internasional untuk menarik perhatian pemirsanya? Boleh, asal ada wakil Indonesia yang bertanding. Karena, ya menyangkut nilai edukasi kebangsaan, 'kan?
Bisa juga kembali bekerja sama dengan TV Edukasi yang telah putus hubungan sejak 2014, untuk memberi pembelajaran kepada para siswa biar bisa terlayani dengan baik, apalagi di daerah yang susah sinyal seluler dan siswa yang hanya memiliki televisi, bukan smartphone! Duuh, sungguh diriku rindu masa-masa itu....
Dan, jangan sampai TVRI berubah "jiwanya" seperti TV Swasta, ya!
Demikian penjelasannya, salam Kompasiana!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI