Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Bahkan, Menghadapi Banjir Pun Bisa Dikira-kira

10 Januari 2020   21:07 Diperbarui: 13 Januari 2020   10:53 4515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi, apa yang kita lakukan? Tentu, bersiap-siaplah! Di lingkungan rumah saja kalian disuruh ibu angkat pakaian yang telah dijemur terlebih dahulu, biar nggak kena hujan. Bayangkan! Kalau pakaiannya basah kuyup, tentu buang-buang waktu lagi dengan menjemurnya esok hari.

Di lingkungan yang lebih luas pun begitu, menghadapi banjir pun bisa dikontrol dan bisa dikira-kira. Tapi, persiapannya nggak bisa terwujud dengan sistem kebut semalam. Patokan awan mendung pun jadi tidak berlaku lagi.

Lalu, harus dimulai dari apa? Dari berita BMKG dulu, ya.

Pas musim kemarau tiba, harus tahu musim hujan pada bulan apa. Setelah tahu, harus dicek lingkungan sekitarnya, dikira-kira, apakah lingkungan kalian kalau musim hujan datang, bakal banjir nantinya?

Lalu, apakah selokan dan kanal ada sampah dan sedimen yang menumpuk, yang membuat air bisa meluap? Kalau ada, bersihkan sampah dan keruk endapannya, jangan sampai tersisa sampah sedikitpun!

Kemudian, lingkungan rumahnya. Bersyukurlah halaman rumah kalian masih tanah, paling bagus kalau ada rumputnya. Kalau semuanya ditutupi blok semen dan tak ada tanah sedikitpun, waduuh bakal rempong jadinya. Bikin resapan air jadi susah. 

Yaah, bukankah banjir di kota-kota besar itu karena kekurangan resapan air?

Apalagi kalau berada di lingkungan perkantoran dan mal-mal. Keberadaan tanah di halaman sama saja bikin kotor. Hadeuh. Padahal, justru itulah yang membuat air susah masuk ke permukaan bumi, yang seharusnya diserap dan diubah jadi air tanah. 

Dengan demikian, siklus keluar-masuk air tanah jadi gagal tercapai, dan akhirnya tanah jadi turun terus deh.

Karena itulah, kalau ini sudah dikira-kira bakal banjir, ayo tata lagi lingkunganmu, buat biopori sebanyak-banyaknya. Kalau sudah tertutup blok semen, bongkar sebagiannya lagi dan buat resapan air menggunakan sampah organik, biar ada ruang bagi tanah untuk "menampung" air yang datang.

Plus, tanamlah pepohonan di lingkungan rumah dan perkantoranmu. Jangan hanya bergantung pada jalan-jalan dan taman-taman saja! Selain biar lebih hijau dan segar dipandang, kalian bisa kecipratan berkah yang lain: menikmati buah-buahan secara gratis, tanpa beli! Hehe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun