Itu semua, kembali lagi ke waktu perubahan pola angin yang mempengaruhi datangnya musim!
Musim hujan akan datang kalau sudah berhembus angin muson barat, yang membawa uap air yang melintasi lautan. Kalau suhu bumi semakin panas, hembusan angin akan berubah waktunya, mundur perlahan, dan ujung-ujungnya, bisa memicu pergeseran musim.
Jadwal musim yang bergeser, artinya hari-hari yang panas akan diperpanjang. Panas itulah yang menguntungkan ular kobra, yang membuat banyak telur ular menetas dan anakan kobra "terlahir" di dunia!
Jangan heran, kalau ular kobra berkeliaran di daerah-daerah di pulau Jawa, termasuk Jabodetabek. Ini bukan perkara enteng lho, dan tak hanya masalah ekologi serta kurangnya mangsa. Ini sudah gawat darurat, Bumi dalam bahaya!
Jadi, pemanasan global tidak cukup hanya seputar perubahan iklim, dan gelombang panas yang lebih sering terjadi karenanya. Munculnya ular kobra adalah bukti baru bahwa suhu Bumi sudah demam tinggi.
Semua ini, salah kita sendiri, 'kan?
Munculnya Revolusi Industri yang memicu adanya pabrik-pabrik yang buang polutan, penebangan hutan habis-habisan, dan berbagai sebab lain yang membuat panas jadi tertahan di bumi, itu semua, memang kita sendiri yang memulai. Kalau bukan manusia, siapa lagi?
Karena kita yang bermula untuk mengubah lingkungan, di akhirnya, tetap kita yang harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya.
Yuk, sebelum terlambat, stop menebang hutan dan minimalkan polutan, dan mulailah hidup baru dengan yang ramah lingkungan, agar Bumi yang sakit demam, bisa sembuh kembali!
Demikianlah, semoga bermanfaat. Salam Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H