Tenang, karena kayu putih sekarang ini lebih beraroma! Tepatnya, wangi khas aromaterapi. Salah satunya, Kayu Putih Aroma lavender yang saya pakai dalam keseharianku.
Lalu, mengapa harus Kayu Putih Aroma? Bukankah ada bentuk aromaterapi lainnya yang bisa digunakan?
Dulu, pada mulanya aromaterapi telah digunakan selama ribuan tahun, sebelum diperkenalkan kembali oleh kimiawan Perancis bernama Rene-Maurice Gattefosse pada tahun 1920. Memang sih tujuan awalnya untuk memulihkan fitomolekul ringan, tapi sekarang aromaterapi memang sudah ada bentuknya. Ada minyak pijat, sabun, dupa, lilin, dan garam. Tak hanya itu, sekarang pun sudah ada kok bentuk aromaterapi yang lebih praktis jika digunakan, bahkan bisa dibawa kemanapun kita pergi, yaitu Kayu Putih Aroma.
Makanya saya memilih untuk menggunakannya, apalagi kalau saya ingin mendapatkan inspirasi. Karena, diriku berharap dengan Kayu Putih Aroma, kegiatan berkunjung dan jalan-jalan terasa lebih menyenangkan, dan bisa memudahkan untuk lebih kreatif.
Terlebih lagi, "efek wewangian" yang ditimbulkan pada aromaterapi, cocok untuk si introvert sepertiku. Karena, seperti yang dijelaskan pada buku The Introvert Advantage, indera penciuman digunakan pada kebanyakan sistem dasar si innies, sehingga bisa mempengaruhi Throttle-Down (sistem pengereman), ya semacam sistem dominan si introvert.
 Lalu, bagaimana cara mengaplikasinya?
Waktu saya berlibur di sebuah dam, tentunya saya tak lupa membawa Kayu Putih Aroma. Dan, itu benar-benar menyelamatkanku. Ya bagaimana tidak, pada saat itu, tempat wisatanya ramai sekali, belum lagi ada suara musik yang benar-benar membuatku merasa pening. Dan, seperti yang diketahui, kalau mengalami kondisi seperti ini, tandanya energi mental si introvert mulai terkuras!
Makanya, untuk menangkalnya, saat kami menaiki perahu bergerbong, saya pun menggunakan Kayu Putih Aroma pada tangan, juga diurut pada kepalaku, agar lebih rileks.
Apalagi kalau berjalan di trotoar kota atau jalan-jalan kampung, saya pun juga mengoleskan minyak Kayu Putih Aroma pada tangan, lalu saya mencium aromanya. Hmmm, terasa menyegarkan, bukan?
Ya, bagaimana bisa terjadi?