Belum lagi dengan data dari IKAPI (yang saya "kutip" dari sumber yang sama), yang menyebutkan rata-rata orang Indonesia hanya membeli dua (judul) buku per tahun. Kalah banyak dengan orang luar negeri yang bisa membeli puluhan judul buku. Sedikit banget, ya?
Nah, kalian tahu tidak apa penyebabnya? Walaupun minat baca masyarakat meningkat, mereka masih saja ogah membeli buku (fisik) yang menurutnya cukup mahal. Menurutnya, "daripada uang dihabiskan untuk buku, mending baca artikel-artikel online, 'kan lebih praktis!"
Dan, hal itulah yang menyebabkan penjualan buku menurun. Malah, toko buku ternama saja, sekarang malah menjual alat-alat tulis dan perlengkapan sekolah di samping buku, karena jualan buku memang tak terlalu menjanjikan. Kalau begitu, bagaimana nasib literasi negeri ini ke depannya?
Makanya, salut jika ada marketplace dan situs-situs jualan buku yang bisa ikut serta dalam Harbolnas, beri diskon, nego dan ongkos kirim, sekaligus obral buku dalam rangka cuci gudang. Karena, akhir tahun adalah kesempatan emas untuk bisa menghabiskan stok lama dengan menjualnya dengan harga rendah kepada pembeli. Ya, sebelas-dua belas lah dengan suasana Black Friday di luar sana.
Sehingga, diharapkan, daya dan minat beli masyarakat akan buku bisa meningkat, serta tingkat literasi di negeri tercinta ini bisa lebih baik. Terus, para penjualnya bisa meraih keuntungan! Pokoknya, pembeli dan penjualnya, bisa mencapai simbiosis mutualisme, bukan?
Tapi, situs belanja buku-buku impor kasih diskon juga di Harbolnas! Jangan hanya nunggu pas Big Bad Wolf aja!
Demikianlah penjelasannya, salam Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H