Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Benar, Kompasiana (Bukan Lagi) Etalase Warga Biasa!

5 Oktober 2017   19:55 Diperbarui: 6 Oktober 2017   18:21 2522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Credit Foto dari artikel Pak Susy Haryawan

Padahal, saat itu komputer bisa dibilang jarang ada di dunia. Lagi pula, internetnya 'kan "masih bayi", yang dimiliki oleh ARPANET di Amerika sana!

Setelah memutuskan untuk diberi nama dan akhirnya membeli domain yang tersedia, mulailah situs tersebut mulai online. Banyak jurnalis-jurnalis yang mencoba "peruntungannya" untuk ngeblog di Kompasiana, disusul oleh penulis-penulis tamu. Namun, seiring berjalannya waktu, jurnalis yang setia ngeblog perlahan menyusut. Maklum, dikejar deadline.

Di saat bersamaan, banyak warganet yang ingin menyalurkan aspirasinya dengan menulis, dan akhirnya dikabulkan dengan membuat menu "Public", yang perlahan diperluas dan menjelma menjadi situs yang terbuka bagi semua, secara resmi tanggal 22 Oktober 2008.

Sejak itulah, Kompasiana (saat itu) berubah menjadi Media Warga.

***

Nah, kesan itulah yang sempat saya rasakan kala saya berstatus anak baru di Kompasiana. Merasa dirinya adalah warga yang menuangkan gagasannya. Dan, atmosfer tersebut semakin diperkuat oleh artikel-artikel dari warga yang berseliweran, terlebih dari artikel beraroma citizen journalism. Namun, status "media warga" tersebut tidak bisa dibilang abadi di sini.

Karena, tahun 2017, Kompasiana mengubah identitasnya menjadi Platform Blog!

Kok bisa?

Tentu ada alasan terkuat, mengapa Kompasiana menegaskan dirinya adalah sebuah blog. Bukan hanya karena kesalah-pahaman pengguna yang menyamakan Kompasiana dengan Kompas.com atau Harian Kompas, bahkan penulisnya dianggap sebagai jurnalis dari Kompasiana, sehingga berujung pada slogan yang berganti menjadi Beyond Blogging. Aih, ini sih saya sudah tahu dari dulu!

Saya punya bukti lain, mengapa Kompasiana kurang pas kalau disebut sebagai media warga. Memang tepat kalau menjadi etalase warga biasa, tapi kurasa Kompasiana punya anggota yang "lebih dari masyarakat biasa".

Apa coba? Tepatnya, saat Kompasiana telah meraih kepopulernya dengan tulisannya bisa dibaca banyak orang, perlahan tapi pasti, banyak institusi yang ikut-ikutan membuat akunnya di sini, bahkan jauh sebelum Kompasiana mengubah motonya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun