Menulis Kalimat Fakta dan Opini, Harus "Dipisahkan"!
Tidak kok. Mencampur fakta dan opini dalam satu paragraf atau artikel enggak ada salahnya, bahkan bisa membuat isinya jadi lebih bermutu. Tapi, tetap, saat menulis (atau membaca), seharusnya bisa membedakan, mana kalimat fakta, mana kalimat opini.
Misalnya, ketika menulis artikel dan harus menuliskan paragraf atau kalimat yang merupakan sejarah, data-data, atau hasil penelitian atau survei, inilah yang harus dicermati. Arahkan diri, pikirkan, dan setelah memperoleh kalimat yang merupakan fakta dan data-data yang tepat, barulah tangan menekan tuts keyboard sesuai yang kalian pikirkan. Ikutilah kenyataan, dan jangan dicampur dengan kalimat atau kata yang tak ada hubungannya dengan itu!
Kemudian, setelah sukses menuliskan kalimat fakta, kalian bisa "bebas" berpikir untuk membuat kalimat opini sesuai sudut pandang, asalkan pendapatnya benar menurut kalian. Tak peduli apakah paragraf fakta-opini dipisah atau digabung, asalkan bisa "dipisah", itu tak jadi masalah.
Dan begitu juga sebaliknya, bisa menulis opini, lalu diarahkan diri lagi untuk membuat kalimat fakta. Hati-hati, jangan sampai salah data-datanya!
Ya, begitulah caranya yang hanya saya sampaikan. Kuharap, tips ini bisa berguna untukku dan rekan-rekan blogger dan penulis semuanya!
Hmmm, kalau suatu kalimat sudah terlanjur dicampur fakta-opini saat nulis, bagaimana? Selagi di dalam draft atau dibaca orang banyak, alangkah baiknya deh, harus perbaiki dulu!
Demikianlah penjelasannya, salam Kompasiana!
PS: Mohon koreksinya, jika ada yang kurang berkenan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H