Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagi Si Introvert, (Ingin) Menjadi Terkenal Bukanlah Jalan Terbaik

13 Juni 2017   14:49 Diperbarui: 26 Juni 2017   19:58 1282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelak, ketika karya yang sedang viral ini melalui proses berkarya yang salah, bakal akan tahu akibatnya! Si pelakunya, akan dipelototi dan dipermalukan oleh publik sebagai biang kerok pembuat "kerusakan" di dunia maya. Siap-siap, sanksi sosial warganet akan jatuh ke tanganmu!

Apalagi yang menanggung hal ini adalah kaum introvert, termasuk saya sendiri. Kesalahan sekecil apapun yang (sengaja) diperbuat di muka umum, sudah pasti membuat saya malu. Tak hanya di dunia nyata, di dunia maya pun demikian. Dan, saya sudah membuktikan sendiri, ketika saya--yang waktu itu sebagai anak baru di sini--pernah menulis artikel politik, ternyata dihujat oleh para netizen di jejaring sosial Twitter.

Karena itulah, saya memutuskan untuk menulis artikel dalam bidang yang saya sukai dan berhati-hati, sesuai data dan fakta, semampuku.

***

Jika kita berkarya dengan konsisten, perlahan-lahan yang si pembuat karya tersebut akan semakin dikenal banyak orang. Dan, ujung-ujungnya, akan diundang untuk berbagai acara. Ya, saya tahu hal itu. Inilah risiko yang harus saya hadapi, bila kelak saya akan dikenal luas oleh publik.

Namun, setelah saya mendapatkan bisikan hati pada pagi harinya. perlahan saya sadar, menjadi tenar di dunia maya bukanlah jalan yang terbaik untukku, dan juga kaum introvert pada umumnya. Meskipun saya masih mengharapkan penilaian dari pembaca untuk mengapesiasikan tulisanku dan bisa memantik semangatku untuk terus menulis dan menulis lagi, sesempurna mungkin.

Begitu pula ketika kami berada di dunia nyata. Di saat banyak orang dengan bangganya memperkenalkan diri--entah sebagai penulis, pelukis dan semacamnya, kami lebih memilih diam. Selain orang tua, tetangga, dan sahabat terdekatku, tak banyak yang tahu kalau saya lebih banyak berkarya di dunia blogging. Saat saya duduk di bangku sekolah, tak ada yang istimewa dariku. Jangankan pintar Matematika dan Bahasa Inggris, saya pun juga “bodoh” di bidang olahraga!

Termasuk ketika saya berkunjung ke rumah temanku semasa sekolah. Ketika teman saya tahu saya suka menulis, dengan sensitifnya saya langsung mengatakan “saya malu, saya belum apa-apanya!”. Bukan karena tidak suka dengan apresiasi, namun kami benci dengan perhatian dan pujian berlebihan yang diberikan orang lain secara tiba-tiba. Kami ingin dinilai dan diperlakukan seperti biasa!

Ya, selain demi kenyamanan diriku sendiri, saya tak mau terlalu mengumbar keahlianku kepada khalayak termasuk teman-temanku. Bukankah mengumbar keahlian termasuk juga berbuat pamer?

Saya masih ingat, ketika seorang teman berpesan kepadaku: “Jangan pamer!”. Dan, saya bersyukur, bisa memegang  teguh nasihat darinya. Nasihat yang mengingatkan, dan mengantarkan diriku untuk tidak menonjolkan diri, apapun kelebihan yang kumiliki saat ini.

Jadi, kami harus bagaimana, dong?

Tetap berkaryalah, wahai para innies, jadilah “pahlawan” bagi banyak orang meskipun harus menempuh cara dan jalan yang tersembunyi; dalam istilah lain, berkarya di balik layar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun