Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenapa Ya, Kaum Introvert Butuh Kamar Sendiri?

6 Juni 2017   18:26 Diperbarui: 6 Juni 2017   18:34 1582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: House Beautiful

Sejak saya duduk di bangku sekolah dasar, saya sudah memimpikan ingin punya kamar sendiri. Entah kenapa, saya begitu menginginkan ruangan itu, bahkan saya sempat membuat kamar sendiri di suatu ruangan yang nggak begitu layak. Pokoknya, kalau punya kamar sendiri, saya bisa fokus dalam belajar dan bisa beristirahat dengan tenang!

Padahal, saat itu saya dan keluarga masih ngontrak di rumah tetangga, dan sempat berpindah tempat tinggal ke sebuah “gedung kecil” dekat pabrik dimana orang tua saya bekerja.

Pada pertengahan tahun 2014, semenjak kami pindah ke rumah yang baru, akhirnya impian saya punya kamar sendiri, telah menjadi kenyataan! Kamar yang tidak terlalu luas memang, namun bagiku sudah lebih dari cukup untuk ditempati saya sendiri. Saya tak lagi berdesak-desakan saat tidur dengan orang tua dan kakak, dan saya bisa menjalankan aktivitas saya dengan penuh privasi.

Namun, karena kamar saya terletak di depan ruang keluarga dan di samping ruang tamu, membuat saya tak bisa menjamin bisa beristirahat dengan tenang. Paling benci kalau saat tidur terlebih saat tengah malam, TV masih menyala di ruang keluarga. Sampai-sampai, saya tak sempat tidur hingga kantuk datang kembali. Ya, di balik risiko yang harus kuterima, saya merasa sangat nyaman berada di kamar mungil ini!

***

Saat malam tiba, tentunya kita perlu tidur setelah menjalankan aktivitas hariandi siang harinya, bener ‘kan? Nah, dalam rangka memenuhi kebutuhan kita yang satu ini, di setiap rumah yang kita tempati, biasanya terdapat minimal satu kamar tidur. Terlebih lagi saat membangun rumah yang baru, kebutuhan ruangan yang bernama kamar, merupakan hal yang mutlak diperlukan.

Kamar, selain digunakan sebagai tempat melepas lelah, biasanya kita manfaatkan untuk keperluan lainnya, misalnya untuk menyimpan pakaian (karena di kamar terdapat lemari), bercermin, dan masih banyak lagi. Bahkan, dari dalam kamar, kita bisa melakukan hobi yang disukai, dan tak jarang, bisa menghasilkan uang dari kegiatan yang dilakoninya!

Namun, bagi kaum introvert, kebutuhan akan kamar pribadi bukanlah sekadar keinginan. Mereka akan berusaha untuk mempunyai  kamar sendiri, bagaimanapun caranya. Mulai dari membagi ruangannya dengan gorden, menempati ruangan kecil di dalam rumah, dan lain sebagainya. Kenapa ya, mereka melakukan hal itu?  

Fakta menunjukkan, bahwa kaum introvert cenderung bersikap teritorial. Mereka benar-benar butuh ruang milik sendiri untuk mengisi ulang energi mentalnya. Karena mereka beristirahat dalam kesendirian, dalam tidur pun mereka juga biasa sendiri. Memang, mereka paling tidak suka berbagi tempat dengan orang lain. Jangankan tidur bersama, bersentuhan kulit saja, bagi mereka merupakan hal yang dibenci, karena hal-hal tersebut bisa menguras energinya.

Intinya, semakin sifat introvert mendominasi dalam diri mereka, kebutuhan akan ruang untuk sendiri semakin besar untuk keperluan pribadi mereka untuk bisa beristirahat, bukan?

Jadi, keperluan kamar pribadi bagi si introvert, adalah bagian dari kebutuhan yang paling penting. Ya, setara dengan kebutuhan pokok lainnya seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Menurut Marti Olsen Laney dalam bukunya, The Introvert Advantage,  ada tiga alasan, mengapa kaum introvertwajib punya ruangan, tepatnya kamar pribadi. Apa sajakah itu?

Pertama, memproses pikiran dan perasaan mereka. Mereka butuh bantuan untuk menghadang stimulus dari luar, sehingga mereka berfokus dalam diri mereka sendiri.

Kedua, aktivitas yang dijalani di dunia luar, bisa menguras energi mereka.

Ketiga, mereka tidak bisa memulihkan energinya, sampai mereka benar-benar terisolasi dari lingkungan eksternal.

Ohh, pantas saja, kalau saya memang butuh kamar sendiri. Ini bukan hanya soal untuk bisa mandiri sih, tetapi lebih kepada kebutuhanku untuk bisa memberikan energi, dan bisa terlindung dari stimulus dunia luar yang bisa dibilang, “keterlaluan”!

Akan tetapi, ada syaratnya juga, kalau kalian—kaum introvert—ingin punya kamar sendiri. Yaitu, ruangannya harus aman dan nyaman, serta bebas dari interupsi, kerumunan, suara bising, dan tuntutan. Jika tidak, kamar tersebut, bukannya menambah, malah menguras energi mental mereka, iyaa ‘kan?

Karena itulah, penempatan kamar bagi si introvert, perlu ada posisi tersendiri. Sebaiknya, kamar tersebut diletakkan jauh dari ruang keluarga, dimana tersangka pemicu kebisingan dalam rumah adalah TV, DVD dan home system. Lebih baik lagi, kalau rumah kalian berlantai dua, kalian bisa membuat  kamar pribadi tersendiri. Dengan demikian, hidup kalian bisa adem ayem, dengan ruangan pribadi sebagai benteng dari stimulus berlebihan, bukan?

Demikianlah, semoga bermanfaat. Salam Kompasiana!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun