Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Buku Ini, Jawaban Atas Teka-teki Kepribadianku

17 Mei 2017   22:13 Diperbarui: 4 September 2017   17:12 1781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlebih lagi saya setelah mengerjakan pertanyaan-pertanyaan di buku ini, semakin mempertegas kembali, bahwasannya, saya adalah seorang introvert! Karena termasuk kaum minoritas, mereka sering disalahpahami oleh kebanyakan orang. Dan ingat, introvert tidak bisa disamakan dengan pemalu dan sensitif!

Lalu, kegiatanku sepulang sekolah adalah bersantai di kamar atau sambil browsing, sebenarnya bukan berarti saya dicap pemalas. Ini adalah mekanisme untuk mengisi ulang energi mental setelah terkuras di dunia luar yang penuh keramaian. Ada juga, sebuah fakta yang menunjukkan, bahwa si innies seringkali sulit tidur dan lebih lamban beradaptasi terhadap perbedaan zona waktu.

Hmmm, kalo urusan teman? Ya sudah diragukan lagi kalau orang introvert punya teman yang sedikit. Namun, terlalu lama sendiri itu tak baik bagi kehidupan. Makanya, berdasarkan simpulan pengalaman dan jawaban dari isi buku ini, si innies wajib punya teman, biar bisa mendapatkan dukungan emosional yang baik dan bisa "memberi bumbu" bagi kelangsungan hidupmu.

Nah, bagi kalian yang pernah menonton cerita Upin Ipin tentang "Si Kancil dan Kura-kura", di buku ini juga pernah diceritakan, dan bisa diibaratkan dengan dua kutub temperamen. Si Kancil yang berlari cepat melambangkan si ekstrovert, dan Si Kura-kura adalah si introvert. Kok bisa sih?

Hmmm, kalau dibedah otak dan sistem saraf antara si introvert dan ekstrovert, sudah jelas beda. Selain jalur saraf otak yang tak sama, sistem yang digunakan oleh kedua temperamen tersebut, akan lain lagi. Pada sistem saraf si introvert, berlaku yang namanya "sistem pengereman". Pantas, kalau ada bahaya mengintai, mata si innies akan "mengecil"!

Peta jalur saraf si introvert (Dokumentasi Pribadi)
Peta jalur saraf si introvert (Dokumentasi Pribadi)
Ya, tidak hanya saya yang terpuaskan dengan membaca buku The Introvert Advantage ini. Ketika saya dibacakan buku tersebut ke mama, sepertinya mama setuju apa yang saya baca. Bahkan, buku ini bisa memberi jawaban apa yang mama rasakan. Sepertinya, apa yang dialami mama selama ini ada benarnya juga, bahkan ada kesamaan denganku. Ohh, saya jadi ngerti, bahwa peran seorang mama inilah yang menurunkan sifat introvert kepadaku!

***

Terus terang, walaupun masih banyak bab lagi yang belum dipraktikkan, buku ini benar-benar bisa memecahkan misteri tentang diriku. Bahkan beberapa di antaranya, terinspirasi untuk bisa membuat artikel di platform blog ini. Dengan penerjemahan oleh Meita Lukitawati, bahasa yang tertuang di buku ini enak dibaca dan mudah dipahami olehku. Ya meskipun buku ini cukup tebal,  tapi kelengkapan informasi dan panduan buat si innies, pastinya tak perlu ditanyakan lagi!

Rasanya, di Hari Buku Nasional, rugiii kalau kalian yang introvert, tidak mengenal kepribadian sendiri lewat buku ini!

Demikianlah, semoga bermanfaat. Salam Kompasiana!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun