Belum genap dua tahun semenjak didirikan, salah satu situs opini publik--yang pastinya didominasi politik--diterpa cobaan yang amat menyakitkan. Gara-gara tulisan tentang salah satu calon gubernur DKI Jakarta yang dianggap hoax, si pemilik situs tersebut dilaporkan ke polisi oleh salah satu kader Partai Perindo. Dalam opininya, cagub DKI yang waktu itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, menunjuk para kader Perindo untuk mendistribusikan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Karena opini tersebut dianggap fitnah dan hoax, akhirnya si pemilik situs yang meresahkan masyarakat tersebut, diancam dijebloskan ke penjara. (sumber berita di sini)
Namun, saya tidak akan menyebutkan nama situs tersebut--mohon maaf sekali. Oh ya, para Kompasianer khususnya yang bergabung pada tahun 2015 kebawah, tahukah kalian nama situs yang dimaksud? Silakan kalian jawab sendiri yaaa...
Duuh... ngeri juga ya kalau di dunia maya, seseorang melakukan pencemaran nama baik, bisa dikenai UU ITE nih....
Tanpa Pengawasan dan Moderasi, Situs Informasi di Dunia Maya Bisa Menjadi "Sumber Terburuk"
Coba kalian perhatikan di sekitar, terlebih lagi alam semesta. Susunan planet-planet yang mengelilingi matahari, bisa berputar dengan teratur, tidak saling menabrak. Itu semua, karena gaya gravitasi di antara planet-planet dan bintang telah menjaga itu semua. Terlebih lagi dengan pemandangan galaksi yang begitu menawan. Nah, jagat raya sebagai tanda kebesaran Sang Pencipta, disebut juga cosmos, karena diciptakan dengan begitu indah (Perlu diketahui juga bahwa kata "kosmetik" yang sering digunakan kaum wanita, diturunkan dari kata cosmos, lho!)
Namun, sekiranya alam semesta ini luput dari pengawasan olehNya, bisa berubah menjadi chaos yang akan membinasakan jagat raya ini, alias kiamat! Begitu pula dengan internet yang merupakan miniatur bola dunia dalam genggaman. Semua karya tulis maupun video bermuara di sini. Tentunya, jika tidak dikelola secara bijak, bisa-bisa menjadi sumber informasi yang tidak layak dimanfaatkan, bahkan bisa membahayakan penggunanya!
Karena itulah, sebanyak apapun situs informasi yang bermunculan di jagat maya, tentulah perlu ada yang mengawasi isi konten. Di situlah Moderator atau Admin, diperlukan untuk memainkan peran tersebut, di antaranya, memeriksa isi tulisan apakah sudah sesuai dengan fakta, memastikan gambar/video yang diunggah tidak melanggar hak cipta, dan menindak tegas pelanggaran-pelanggaran yang di lakukan di situs tersebut. Dengan pengawasan yang dilakukan secara terus-menerus, bukan tidak mungkin situs tersebut menjadi sumber informasi yang terpercaya. Lebih-lebih, kalau situs internet berupa berita online. Verifikasi data yang dilakukan oleh moderator terhadap berita yang dikirimkan dari para jurnalis, lebih ketat lagi!
Nah, untuk para si pembuat konten itu sendiri alias para blogger dan jurnalis, tentunya perlu ditanyakan ke diri masing-masing, apakah sudah sesuai dengan yang diketahuinya dengan fakta menyakinkan, sehingga tidak terjadi kasus hoax yang telah saya sebutkan tadi. Kalau sudah, jangan ragu lagi untuk selalu berkarya di dunia maya, ya!
Jadikanlah Netizen, "Remote Control" di Dunia Maya
Selain para blogger dan jurnalis online, peran seorang netizen pun nggak kalah penting! Sebagai pembaca konten, tentunya mereka mengakses tulisan dan grafik digital yang ditampilkan di dunia maya, bukan? Nah, kalau begitu, harusnya para netizen menyeleksi konten apa saja yang perlu dikonsumsi, dan mana konten yang perlu dibuang jauh-jauh dari kehidupan mereka, karena mengandung sesuatu yang bakal membahayakan dirinya!
Oh ya, nasihat bijak Pak Komaruddin Hidayat dalam bukunya Ungkapan Hikmah, perlu kita simak, bahwa seperti televisi yang menyajikan berbagai acara yang menarik, di dunia maya pun disuguhi berbagai tulisan dan grafik yang memikat hati. Tentu, kita semua selaku netizen perlu remote control yang mengendalikan itu semua. Nah, remote control tersebut adalah, Hati Nurani!
Berkat bekal hati nurani yang diberikan Tuhan kepada kita, kita bisa menyeleksi konten apa saja yang kita anggap bermanfaat bagi kehidupan. Ingat, suara hati nggak bakalan membohongi, justru itulah, ia bakal membimbing kita untuk menggunakan teknologi secara lebih bijaksana. Kalau sudah terjadi, pikiran kita bakalan berubah menjadi lebih baik.
Oh ya, perlu diketahui juga, menurut Arvan Pradiansyah dalam buku The 7 Laws of Happiness, pikiran kita bagaikan kebun yang harus dirawat dengan pohon-pohon positif, membersihkan dari gulma-gulma liar, sehingga pikiran kita, bertumbuh menjadi taman jiwa yang memperindah diri kita, begitu pula sebaliknya. Karena informasi sampah dan informasi yang sehat masuk di dalam pikiran tanpa disadari, harusnya, kita sendiri yang berinisiatif untuk mengendalikannya!
Daaan, kalau kalian nggak repot-repot untuk mengonsumsi informasi di dunia maya, pilih media yang kredibel untuk berselancar, dan berpalinglah dari situs informasi abal-abal yang tidak tidak jelas itu!
Demikianlah, semoga bermanfaat. Salam Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H