Faktanya, negeri yang digolongkan sebagai negara maju mempunyai tradisi membaca dan menulis yang baik. Sebaliknya, pada negara berkembang dan tertinggal, minat bacanya sangat rendah. Kalian tidak perlu jauh-jauh kesana untuk melihat perbedaannya, deh! Di dunia kepenulisan, hal-hal yang sama sudah sering terjadi. Siapa yang berhenti menulis, akan tertinggal jauh dari orang lain yang begitu rajinnya menulis. Kok bisa, ya?
Mereka yang berkomitmen untuk rajin menulis, sudah pasti akan memaksa untuk terus melahap berbagai tulisan. Bahkan bisa dibilang, seperti yang pernah saya baca di artikel ini, nge-blog termasuk menulis di Kompasiana, akan memaksa kalian untuk membaca berbagai hal, yang secara tak sadar kalian telah mempelajari hal-hal baru. Yup! Terus belajar adalah kuncinya, apalagi mencari inspirasi menulis sebaiknya dijadikan sebagai nafas kehidupan kita.Â
Bayangkan kalau tidak lagi belajar, kita akan puas dengan jumlah pengetahuan yang segitu, apalagi jika kalian adalah pekerja yang sangat membutuhkan ilmu, nanti ketika ditanya, malah nggak tahu. Karier kalian bisa terjatuh dan keilmuan kalian tak lagi bisa dipercaya. Â Jadi, jangan bosan untuk terus belajar,ya!
4. Menulis, Bisa Melatih Kita untuk Mencapai Kesempurnaan
Nah, masih ada kaitannya pada point sebelumnya. Dalam salah satu tulisan di buku Ungkapan Hikmah karya Pak Komar, kita sebagai manusia, dipersiapkan untuk mencapai kesempurnaan, caranya dengan belajar dan terus belajar, terlebih lagi pengetahuan yang sebelumnya menjadi misteri!Â
Ya, dengan menulis, kita dituntut tidak hanya untuk terus belajar (seperti yang telah jelaskan tadi), kemudian menyampaikan informasi yang benar--bukan hoax--namun kita dilatih untuk mencapai kesempurnaan dalam berkarya. Hmmm, maksudnya apa ya?
Walaupun kita telah merasa benar dalam menyampaikan informasi lewat menulis, namun pada kenyataannya pasti ada kesalahan, baik salah kata, salah pengertian, kurangnya materi tulisan, bahkan bisa jadi ada kata-kata yang sepatutnya tak layak untuk ditampilkan. Di situlah pentingnya menyunting tulisan sebelum tayang. Oh ya, jangan dikira menyunting itu kerjaannya para editor, lho! Kita sebagai penulis dan blogger pun perlu melakukannya, sehingga kita bisa dipastikan, penyampaian lewat tulisan sudah sesuai kriteria dengan cara yang baik dan sesempurna mungkin, sebelum layak ditayangkan.
5. Menulis, Mempraktikkan Hal-Hal yang Telah Kita Pelajari
Jika di sekolah kita mempelajari teori berupa materi pelajaran, tentu ada praktik, yaitu mengamalkan apa yang telah kita pelajari. Begitu pun dalam menulis. Setelah kita membaca berbagai tulisan, pastinya kita perlu "mengikat makna" apa yang didapat dalam bacaan, dalam bentuk tulisan--meminjam istilahnya Pak Hernowo. Artinya, dengan menulis, sama saja mempraktikkan apa yang telah kita baca!
Dengan demikian, kegiatan menulis yang kita jalani membuat hasil membaca kita tak terbuang sia-sia, juga materi yang telah kita pelajari akan terus diingat di benak, alias melawan sifat lupa yang terdapat dalam diri kita, bukan?
Nah, setelah kalian baca tulisan ini, apa kalian sudah menemukan semangat untuk menulis lagi? Kalau sudah, ayo segera lakukan, dan teruskanlah menulis!