Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kaleidoskop Kompasiana 2015: Ketika Kegiatan Menulis Terasa lebih Bermakna

31 Desember 2015   04:00 Diperbarui: 8 Agustus 2016   09:17 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setidaknya, dengan mengabadikan waktu liburan lewat tulisan, maka perjalanan kita di dunia akan teringat selalu, serta mengambil pelajaran apa yang kita alami.

Mau bukti? Naah, saya kasih salah satunya: pada saat Kompasiana baru masih dalam tahap ujicoba, saya sedang berada di Palembang, untuk menghabiskan liburan keluarga. Kebetulan, Dominic Brian juga berada di kota Pempek itu, untuk mengikuti sebuah acara Pintar Matematika. Ketika saya melihat pengumuman itu di toko buku Gramedia Atmo, dan ada nama Dominic Brian, muncul semangat saya untuk mengabadikan event talkshow buku di Kompasiana, akhirnya, saya bertemu dengan Brian, mengetahui kiprahnya dalam meraih prestasi, dan membeli buku Inilah Saatnya untuk Action serta ditandatangani olehnya. Talkshow inilah yang diabadikan dan menjadi artikel reportase perdana di Kompasiana.

Rasa penasaran saya akan sosok Brian pun berlanjut dengan membeli buku biografinya. Sayangnya, setelah dicari-cari di dua toko buku Gramedia di Palembang, malah tidak ada. akhirnya, saya pesan buku tersebut lewat situs resminya, yang pada akhirnya dalam waktu belasan hari, saya dapat buku biografi yang menginspirasi itu.

Selengkapnya, kalian bisa membaca di:

Talkshow dan Bedah Buku “Inilah Saatnya untuk Action” Bersama Dominic Brian

Biografi Dominic Brian: Ketika Bakat Generasi Muda Diasah Menjadi Prestasi Tingkat Dunia

Tulisan Saya Dimuat di Beberapa Buku Keroyokan!

Dengan menulis di Kompasiana, harapan saya untuk punya buku (meskipun keroyokan), tak sebatas mimpi! Hal ini dibuktikan ketika dua tulisan saya (untuk pertama kalinya) dimuat di buku tentang Pak Tjiptadinata, Sehangat Matahari Pagi. Walaupun sebenarnya bukan buku biasa—dimana artikel, komentar, dan puisi tentang beliau berkumpul jadi satu, setidaknya jadi langkah awal untuk buat buku sendiri, yaa entah sampai kapan. Soalnya, artikel untuk buku dalam satu tema tersebut masih sedikit dan nulisnya harus dicicil, yaa jika ada ide sih.

Selain itu, di dunia fiksi, tulisan-tulisan saya juga dimuat di dua buku kolaborasi dari event Komunitas Fiksiana, lho! Diantaranya Fiksi Surat-menyurat dan Puisi untuk Jokowi. Tapi, untuk pencetakannya, mungkin masih dalam tahap antrian, mudah-mudahan bisa berjalan lancar, ya!

Dua Inspirator Sepuh dan Pemuda yang Mengajarkan Kehidupan

Tak peduli usianya, tua dan muda, mereka pasti mempunyai pengalaman hidup yang memilki satu kesimpulan, tentang apa yang harus dihadapi untuk menjalani kehidupan, meskipun pengalaman hidup tersebut berbeda-beda, sesuai takdirnya masing masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun