Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Para Guru, Teruskanlah Menjadi Manusia Pembelajar!

24 November 2015   06:49 Diperbarui: 10 September 2016   10:43 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Hadirilah seminar-seminar keguruan yang berkualitas. Biasanya, seminar keguruan akan diisi oleh mentor dan pendidik yang berkualitas pula. Namun, masalahnya, seminar tersebut hanya diadakan di kota-kota besar. Cobalah diadakan di daerah-daerah pelosok, pedalaman, dan terluar, dan di seluruh kabupaten/kota di seluruh Indonesia, niscaya kualitas guru akan semakin meningkat dan merata dan bisa memberdayakan generasi muda yang lebih baik.

2. Belajarlah dari mentor-mentor terbaik maupun motivator. Mereka itulah yang biasanya telah membangkitkan motivasi kepada banyak orang sehingga banyak orang yang sukses dalam hidupnya. Untuk para guru, seperti yang telah saya jelaskan tadi, cara tersebut bisa dipelajari dan ditingkatkan kemampuannya agar para siswa lebih bersemangat untuk belajar. Dalam hal ini, bisa dilakukan dengan cara membaca buku-buku motivasi hidup, menghadiri pelatihan motivasi bersama motivator terkenal, maupun menonton TV yang membangkitkan motivasi dan semangat dalam menjalani kehidupan, lalu terapkanlah saat mengajar kepada para siswa ketika mereka tidak bersemangat dalam belajar.

3. Menamamkan dan mengingat kembali masa kecil para guru dalam belajar. Sejak kecil, manusia telah memiliki rasa ingin tahu. Hanya saja semangat untuk ingin tahu kadang meningkat dan kadang menurun, tergantung usia dan motivasinya. Nah, para guru harus memotivasi diri dengan rasa ingin tahu yang tinggi, dengan mengingat masa kecil mereka dalam belajar. Misalnya, ketika anak SD belajar IPA dan melakukan percobaan, ketika percobaannya berhasil, dia bertanya, “Mengapa bisa terjadi?”. Hal yang sama tentunya mereka terapkan ketika menanyakan mengapa melakukan sesuatu dalam belajar maupun belajar sebagai seorang pendidik.

Perlu diketahui ya, ilmu pengetahuan akan semakin berkembang. Isi buku kurikulum lama mungkin saja berbeda dengan yang baru. Apalagi guru-guru lulusan 1970-an berbeda dengan lulusan guru tahun 2014, misalnya. Layaknya dokter yang senantiasa mempraktekkan ilmu pengetahuan yang didapatnya di bangku perkuliahan, seharusnya guru lebih banyak belajar, apa yang tidak diketahui menjadi tahu dan penting disampaikan kepada para siswa, terlebih belajar untuk berperilaku yang baik sebagai seorang pendidik generasi bangsa ini. Bahkan, berita-berita yang didapat di media massa, bisa juga digunakan sebagai referensi, agar ilmu pengetahuan yang diajarkan di sekolah, tetap menyesuaikan dengan zaman sekarang ini.

Dan tidak hanya itu, sebaiknya pemerintah bisa memberi kelonggaran kepada para guru agar tidak memberi beban administrasi terlalu banyak, sehingga para guru bisa memiliki waktu luang untuk belajar. Bagaimana tidak, banyak guru-guru yang sebagian waktunya tersita untuk kuliah S2, demi meningkatkan kompetensi dan tunjangan. Ada pula guru yang merasa lebih banyak belajar lagi sebagai seorang pendidik, karena kesadaran mereka. Semoga pada peringatan Hari Guru yang jatuh pada esok hari, kinerja guru-guru di Indonesia semakin baik dan bisa mengantarkan generasi muda Indonesia menuju generasi yang lebih maju.

Selamat Hari Guru, bagi semua guru-guru di Indonesia, yang telah mengabdi untuk kemajuan negeri ini.

Demikianlah, semoga bermanfaat. Salam Kompasiana!

Sumber gambar:tribunnews.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun