Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Para Guru, Teruskanlah Menjadi Manusia Pembelajar!

24 November 2015   06:49 Diperbarui: 10 September 2016   10:43 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah tidak menjadi rahasia umum lagi, kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara lain. Namun, ternyata tidak hanya kualitas guru yang rendah, namun berhentinya guru untuk belajar, serta sederet permasalahan lainnya pada para guru. Nah, kalau begini, bisa berbahaya dong buat kelangsungan pendidikan di negeri ini!

Dilansir dari kabar24.bisnis.com, berhentinya guru belajar bermula dari kesalahpahaman tentang pentingnya guru harus belajar. Kesalahpahaman yang pertama adalah, guru tidak belajar kecuali ada intensif tunjangan atau hadiah. Kedua, guru hanya tahu cara melakukan sesuatu, tidak perlu atau tidak paham mengapa melakukan sesuatu. Ketiga, kompetensi guru adalah sesuatu yang bisa diukur dan ditingkatkan secara individual tanpa mempertimbangkan konteks ekosistem.

Selain itu berhentinya guru belajar juga dipengaruhi oleh buruknya kualitas pelatihan dan beban kerja administratif yang membuat para guru kehabisan waktu luang untuk belajar.

Padahal, menurut yang diberitakan tempo.co, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan berpesan kepada para guru agar mengajar sesuai zaman sekarang, istilahnya mengajar tidak dengan menggunakan pendekatan lama dan dididik seragam. Tidak hanya itu, beliau juga menyarankan agar pendidikan dibangun dengan suasana merdeka tanpa meninggalkan tanggung jawab, dan memunculkan kreasi dan inovasi dalam kegiatan mengajar. Dan yang paling penting, beliau berpesan agar para guru menjadi manusia pembelajar, dalam artian belajar, tidak hanya sekadar mengajar.

Ya, menyangkut gaya mengajar zaman sekarang, saya punya pengalaman diajarkan oleh banyak guru selama saya bersekolah, dimana ketika mereka mengajar, banyak siswa yang merasakan dan mengajarkan “ah, guru ini mengajarnya bikin gak mudeng”, apalagi mengajar mata pelajaran yang menurut kami sulit. Sebagaimana yang disampaikan oleh Pak Anies Baswedan tadi, jika dididik seragam, ya tidak akan maju sekarang.

Kalau begitu, para guru harus bagaimana? Pahami karakter mereka dan gaya belajarnya, dengan cara mengenali gaya belajar masing-masing siswa. Misalnya ya, si A gaya belajarnya visual, si B gaya belajarnya audio, si C gaya belajarnya kinestetik, dan seterusnya. Ada yang suka memperhatikan dengan serius, suka mencatat, bahkan ada yang bergerak kesana kemari.

Terlebih untuk pengajar guru SLB, dimana para guru harus memahami karakter siswa penyandang disabilitas, apakah dia penyandang tunanetra, tunarungu, maupun tunawicara. Pahami juga gaya belajar mereka layaknya orang normal. Dengan demikian, para guru bisa memperlakukan mereka saat mengajar, tentunya dengan cara yang berbeda-beda, disesuaikan dengan kebutuhan si anak.

Karena itulah, para guru sebaiknya belajar, agar materi pelajaran yang disampaikan para siswa bisa dimengerti. Caranya bagaimana? Guru harus tahu teknik penyampaian yang mudah dimengerti oleh siswa yang gaya belajarnya auditorial, memperagakan ketika mengajar agar siswa kinestetik mudah memahami pelajaran, dan lain sebagainya.

Dan, tidak hanya itu, hendaknya para guru mengembangkan metode pembelajaran yang berbeda sesuai kreativitas dan inovasi. Hal ini dilakukan agar para siswa tidak merasa bosan saat diajarkan gurunya. Apalagi untuk anak murid SD yang terkadang saat belajar, mereka juga biasa bermain, sehingga alangkah baiknya jika guru tersebut belajar di kelas sambil bermain, misalnya pada percobaan Sains. Selain itu, bisa juga lho, guru bisa menyisipkan motivasi, sehingga para siswa semakin semangat untuk belajar, menuntut ilmu.

Dengan demikian, ya para guru seharusnya untuk terus belajar, bagaimana sih cara mengajarkan materi yang baik kepada para siswa. Jika semua siswa paham apa yang disampaikan oleh para guru, terlebih sampai membuat siswa bergairah dalam menuntut ilmu. Kalau udah begini, namanya nyontek-menyontek saat ujian, bisa dihindari.

Nah, bagaimana caranya agar guru bisa belajar mengasah kemampuan mengajar?

1. Hadirilah seminar-seminar keguruan yang berkualitas. Biasanya, seminar keguruan akan diisi oleh mentor dan pendidik yang berkualitas pula. Namun, masalahnya, seminar tersebut hanya diadakan di kota-kota besar. Cobalah diadakan di daerah-daerah pelosok, pedalaman, dan terluar, dan di seluruh kabupaten/kota di seluruh Indonesia, niscaya kualitas guru akan semakin meningkat dan merata dan bisa memberdayakan generasi muda yang lebih baik.

2. Belajarlah dari mentor-mentor terbaik maupun motivator. Mereka itulah yang biasanya telah membangkitkan motivasi kepada banyak orang sehingga banyak orang yang sukses dalam hidupnya. Untuk para guru, seperti yang telah saya jelaskan tadi, cara tersebut bisa dipelajari dan ditingkatkan kemampuannya agar para siswa lebih bersemangat untuk belajar. Dalam hal ini, bisa dilakukan dengan cara membaca buku-buku motivasi hidup, menghadiri pelatihan motivasi bersama motivator terkenal, maupun menonton TV yang membangkitkan motivasi dan semangat dalam menjalani kehidupan, lalu terapkanlah saat mengajar kepada para siswa ketika mereka tidak bersemangat dalam belajar.

3. Menamamkan dan mengingat kembali masa kecil para guru dalam belajar. Sejak kecil, manusia telah memiliki rasa ingin tahu. Hanya saja semangat untuk ingin tahu kadang meningkat dan kadang menurun, tergantung usia dan motivasinya. Nah, para guru harus memotivasi diri dengan rasa ingin tahu yang tinggi, dengan mengingat masa kecil mereka dalam belajar. Misalnya, ketika anak SD belajar IPA dan melakukan percobaan, ketika percobaannya berhasil, dia bertanya, “Mengapa bisa terjadi?”. Hal yang sama tentunya mereka terapkan ketika menanyakan mengapa melakukan sesuatu dalam belajar maupun belajar sebagai seorang pendidik.

Perlu diketahui ya, ilmu pengetahuan akan semakin berkembang. Isi buku kurikulum lama mungkin saja berbeda dengan yang baru. Apalagi guru-guru lulusan 1970-an berbeda dengan lulusan guru tahun 2014, misalnya. Layaknya dokter yang senantiasa mempraktekkan ilmu pengetahuan yang didapatnya di bangku perkuliahan, seharusnya guru lebih banyak belajar, apa yang tidak diketahui menjadi tahu dan penting disampaikan kepada para siswa, terlebih belajar untuk berperilaku yang baik sebagai seorang pendidik generasi bangsa ini. Bahkan, berita-berita yang didapat di media massa, bisa juga digunakan sebagai referensi, agar ilmu pengetahuan yang diajarkan di sekolah, tetap menyesuaikan dengan zaman sekarang ini.

Dan tidak hanya itu, sebaiknya pemerintah bisa memberi kelonggaran kepada para guru agar tidak memberi beban administrasi terlalu banyak, sehingga para guru bisa memiliki waktu luang untuk belajar. Bagaimana tidak, banyak guru-guru yang sebagian waktunya tersita untuk kuliah S2, demi meningkatkan kompetensi dan tunjangan. Ada pula guru yang merasa lebih banyak belajar lagi sebagai seorang pendidik, karena kesadaran mereka. Semoga pada peringatan Hari Guru yang jatuh pada esok hari, kinerja guru-guru di Indonesia semakin baik dan bisa mengantarkan generasi muda Indonesia menuju generasi yang lebih maju.

Selamat Hari Guru, bagi semua guru-guru di Indonesia, yang telah mengabdi untuk kemajuan negeri ini.

Demikianlah, semoga bermanfaat. Salam Kompasiana!

Sumber gambar:tribunnews.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun