Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merayakan Hari Batik Nasional di Sekolah? Bisa!

2 Oktober 2015   02:17 Diperbarui: 10 September 2016   10:36 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber gambar: tribunnews.com"][/caption]
Enam tahun yang lalu, tepatnya 2 Oktober 2009, dalam sidang PBB yang dihadiri oleh 24 negara di Uni Emirat Arab, UNESCO menetapkan bahwa batik adalah salah satu warisan budaya asli Indonesia untuk kategori Budaya Lisan dan Non Bendawi. Penetapan itulah yang mendasari pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai hari Batik Nasional.

Nah, batik, tentunya sudah tidak asing lagi kan bagi kita, sebagai warga Indonesia. Yup, kain yang diberi corak tertentu dengan malam (lilin) terus diwarnai, yang terlahir dari tanah Jawa. Pada mulanya digunakan oleh kalangan bangsawan, sekarang semua kalangan bisa mengenakan batik, kain asli Indonesia. Duuuh, bangganyaa!!!

Karena itulah, masyarakat Indonesia pada hari ini mulai beramai-ramai mengenakan batik. dari pejabat pemerintah sampai menyasar ke kalangan pelajar. Tidak hanya itu, para pelajar salah satu SMA di Jawa Tengah juga turut serta membatik pada Hari Batik Nasional, setahun yang lalu.

Lantas, bagaimana perayaan Hari Batik Nasional di sekolah di daerah, terutama di luar pulau Jawa?

Tenang! Ya, seperti yang saya jelaskan tadi, walaupun para pelajar tidak berdomisili di pulau Jawa, tempat asal batik berada, kita bisa merayakannya kok! Kan kain kebanggaan Indonesia, ya pelajar Indonesia harus bangga dong!

Pada tanggal 1 Oktober, saat kami duduk di bangku SMA, ada pengumuman dari OSIS yang mengatakan pada tanggal 2 Oktober besok, dalam memperingati hari Batik Nasional, seluruh warga sekolah diwajibkan untuk mengenakan batik, Tidak ada perlombaan maupun show tentang batik di sekolah (kecuali yang sekolahnya berada di Pulau Jawa).

Keesokan harinya, kami mengenakan batik di sekolah dan mulailah kegiatan mengajar mengajar dilakukan seperti biasa. Di sela-sela kegiatan belajar mengajar berlangsung, anggota OSIS masuk ke kelas kami dan mengabadikannya lewat kamera. Tentu saja, membuat kami semakin bangga karena kegiatan di sekolah terus dikenang, untuk mencintai hasil karya negeri sendiri, iyaa gak?

Nah, bagi sekolah-sekolah yang ingin mencontoh langkah kami, ayo lakukanlah!

Belajar di Sekolah Menggunakan Batik, Tetap Nyaman!

Sekarang, batik disajikan dengan bahan yang cukup nyaman dipakai dan dalam berbagai macam bentuk pakaian, baik kemeja, kaos, dan lain sebagainya, tidak harus berwujud kain. Hal ini memudahkan masyarakat Indonesia dalam mengenakan batik secara leluasa.

Kembali ke perayaan hari batik di sekolah. Kebijakan sekolah mengenakan baju batik pada peringatan hari Batik Nasional, mungkin saja berbeda-beda dan ada ketentuannya sendiri. Semua tergantung pada keputusan dari masing-masing sekolah. Nah, sewaktu sekolah, kami mengenakan baju batik dengan bawahannya rok pramuka. Mengapa rok pramuka? Karena kebanyakan batik ya berwarna coklat.

Karena perayaan hari batik nasional dilakukan setiap tahun, terutama di sekolah yang konsisten dalam perayaan hari penting nasional, hendaknya para pelajar memiliki minimal satu baju batik untuk dipakai pada perayaan hari batik nasional di sekolah. Dan tentunya, kebanyakan orang Indonesia di rumah sudah memiliki batik, bukan? Saya sendiri memiliki beberapa potong baju batik, salah satunya pernah saya beli saat berada di pasar sekitar Gua Jatijajar ketika kami sedang studytour di Yogyakarta, dua tahun yang lalu.

Jika belum punya? Boleh pinjam ke teman atau saudara yang punya baju batik. Namun, alangkah lebih baiknya jika sebulan atau dua bulan sebelumnya bisa menyisihkan uang jajan untuk ditabung untuk membeli baju batik. Kan bangga rasanya, jika warga Indonesia bisa memiliki baju batik, hasil karya pengrajin dari negeri sendiri. Secara tidak langsung, akan membuat keberadaan batik di Indonesia tetap lestari.

Perayaan Hari Batik di Sekolah, Hendaknya Dimaknai oleh Seluruh Warga Sekolah

Selama perayaan hari batik di sekolah terus berlangsung, seperti yang saya jelaskan di atas, diisi oleh kegiatan belajar mengajar seperti biasa. Terus, mengapa tidak diajarkan makna dari perayaan hari batik nasional? Ini yang sangat disayangkan, mengapa pihak sekolah tempat kami bersekolah tidak mengajarkan hal tersebut. Apalagi untuk anak SD yang harus diberi pemahaman umum tentang ke-Indonesiaan. Apa jadinya, bila kelak ditanya tentang batik? bisa-bisa para pelajar bisa tidak tahu apa itu batik, seperti yang pernah ditanyakan kepada para pelajar soal G30S/PKI yang pada akhirnya, tidak tahu apa-apa. Hal ini, karena hanya sejarah penting tersebut tidak pernah diajarkan di sekolah!

Oleh karena itulah, hendaknya pihak sekolah bisa memberikan pelajaran tentang batik dan seluk-beluknya. Sisihkan waktu 15 menit saja untuk memaparkan hal itu. Nah, bagaimana dengan buku tentang batik di perpustakaan? Bila ada, bisa memanfaatkan waktunya untuk membaca buku tersebut saat jam istirahat tiba atau bisa dijelaskan oleh guru di sekolah (tentunya, para siswa harus aktif dan memiliki kesadaran diri dalam belajar). Kalau belum ada? Upayakan untuk mengadakannya oleh pihak perpustakaan sekolah, agar buku bacaan semakin variatif dan memberikan wawasan kita yang lebih luas tentang kebudayaan Indonesia.

Nah, sudahkah mengenalkan kebudayaan negeri untuk masa depan anak Indonesia?

Demikianlah, semoga bermanfaat dan menginspirasi pihak sekolah. Salam Kompasiana!

Referensi: kompas.com, http://wisatadanbudaya.blogspot.co.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun