Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Apakah Kepribadian Seseorang Mempengaruhi Gaya Tulisan?

17 Juli 2015   20:01 Diperbarui: 12 November 2015   19:42 5166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apalagi, gaya tulisannya. Kalau gaya tulisannya serius, berarti orangnya serius. Kalau gaya bahasanya renyah untuk dibaca, biasanya orang tersebut ramah dan mudah bergaul. Namun, ada juga anak pemalu dan sedikit teman di dunia nyata, namun piawai menulis dengan ciamik. Powerfull!

Bandingkan dengan kepribadian saya. Kadang serius, kadang cuek, dan kadang ramah dan suka bersama teman. Tentunya, akan berpengaruh pada gaya tulisan yang digunakan, dan artikel tersebut akan susah ditebak gaya bahasanya seperti apa.

Penyebab Gaya Tulisan Berbeda-beda dan Sering Berubah-ubah

“Saya kalau menulis opini tentang televisi, pasti gaya bahasanya serius. Kalau catatan harian, pengalaman, dan reportase, dan rubrik lainnya, gaya bahasanya cenderung ringan, kayak ngomong, dan enak untuk dibaca”

Setelah berkutat dengan ratusan artikel, akhirnya saya menemukan mengapa gaya tulisan saya sering berubah gaya bahasanya. Bukan hanya sengaja mengubah gaya bahasa agar enak dibaca, ada faktor lain yang turut mempengaruhi gaya bahasa yang dipakai dalam tulisan, antara lain:

1). Persediaan Bahan Tulisan di Pikiran dan Cara Berpikir

Jika kita menuliskan sebuah artikel dan ternyata bahan tulisan yang terdapat di benak kita kurang maupun terbatas, akan mendorong kita untuk berpikir serius dan lebih keras lagi sampai menemukan bahan tulisan yang sesuai dengan isu yang sedang dibahas. Dan jika tidak mampu, bisa juga dengan membaca referensi. Tentu saja akan berpengaruh pada gaya dan hasil tulisan yang dihasilkan, jadi benar-benar serius, ‘kan? (seperti opini di koran saja!).

Lain halnya, jika menuliskan pengalaman dan reportase, bahkan sudah memiliki pengetahuan dan ide menyangkut suatu isu, pasti akan menulisnya dengan lebih mudah seperti air mengalir. Bagi yang sudah menulis pengalamannya sejak masih anak-anak di buku diary tentang kejadian pada masa itu, pasti bahan tulisannya akan tersedia. Dan yang pasti, akan mengingat kembali dan tidak perlu susah-susah berpikir jika menulis di blog, baik blog pribadi maupun blog keroyokan tentang perayaan momen tertentu.

2). Pengalaman di Bidang Kepenulisan

Biasanya, tulisan-tulisan yang ditulis oleh orang yang memiliki pengalaman di bidang kepenulisan seperti penulis dan jurnalis, pasti gaya tulisannya enak dibaca, mudah dipahami dengan bahasa yang baik. Mengapa? Karena pengalaman itulah, mereka jadi terbiasa untuk menulis dan terus menulis, apalagi belajar memperbaiki tulisannya sejak awal menulis sampai bisa menghasilkan tulisan yang bernas seperti ini. Apalagi, kalau sejak masih belia sudah terbiasa menulis, baik di buku catatan, maupun di blog pribadi. Ketika akan menghadapi kepenulisan yang membutuhkan pembaca lebih banyak seperti blog sosial maupun akan dituangkan menjadi sebuah buku, mereka tidak akan kaget dan menemukan pembaca yang akan membaca tulisannya.

Dan tidak hanya itu, pada awal menulis, biasanya gaya bahasa kita cenderung serius, bahkan tak jarang berantakan. Namun, seiring berjalannya waktu, kita akan menemukan gaya tulisannya tersendiri. Tentu saja, hal tersebut diperlukan latihan yang terus-menerus, bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun