Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ramadhan dan Fenomena Pamer Kekayaan

2 Juli 2015   08:56 Diperbarui: 10 September 2016   11:21 1414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada Bulan Ramadhan, Kita Harus Berbuat Apa?

Berdasarkan fenomena di atas, pada bulan Ramadhan ini, kita dianjurkan untuk hidup sederhana. Kasus pamer harta dengan harga fantasis, yang tujuannya untuk pamer dan menunjukkan status seseorang, sudah jelas dilarang dalam agama Islam, sebagaimana yang saya jelaskan di atas.

Dan, dalam kehidupan sederhana, sudah dilakukan dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam. Menurut yang saya baca di beberapa sumber, perabotan rumah beliau sangat sederhana, walaupun sebenarnya, beliau hidup berkecukupan.

Pada saat berpuasa, kita merasakan penderitaan yang sama dengan fakir miskin. Mereka adalah kaum yang secara ekonominya kurang, mau makan susah apalagi untuk sekedar mencari nafkah. Sebagai orang yang dikaruniai harta yang cukup, alangkah baiknya untuk saling berbagi dengan sesama, untuk meraih pahala yang melimpah di bulan suci Ramadhan. Bagaimana caranya?

Bersedekah: Harta yang kita miliki akan semakin berkah jika kita giat bersedekah. Selain itu, bersedekah dapat mendatangkan keajaiban bagi pelakunya, seperti mengubah takdir, menyembuhkan penyakit, melipatgandakan harta kita dan sebagainya, sekaligus sebagai bukti syukur kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Mukjizat bersedekah, tidak bisa dianggap berita bohong lho! Sudah banyak yang merasakan keajaiban bersedekah, seperti turunnya hujan di ladang milik petani yang suka bersedekah, melipatgandakan harta dan menjadikan usahanya sukses, bahkan saya sendiri selamat dari kecelakaan karena sebelumnya saya menyisihkan sebagian harta saya untuk berinfaq. Subhanallaah....

Berzakat: Pada bulan Ramadhan, ada sebuah kewajiban untuk mengeluarkan zakat yang disebut zakat fitrah. Pada umumnya (di Indonesia), zakat fitrah dibayarkan dengan beras sebanyak 2,5 kg atau diganti dengan uang sesuai dengan nilai harga beras tersebut. Perintah berzakat, sudah difirmankan Allah dalam Al-Qur’an:

“Ambilkan zakat dari harta mereka guna membersihkan dan menyucikan mereka...”
(QS: At-Taubah: 103)

Setelah pada akhir bulan Ramadhan kita menunaikan zakat fitrah, di bulan selanjutnya, kita juga diwajibkan untuk membayar zakat yang disebut zakat mal, yang dibayarkan berdasarkan hisab dan haulnya. Jika tidak, harta yang dimiliki, akan berubah menjadi lempengan yang akan mengazab kita di akhirat kelak, sebagaimana yang Allah jelaskan dalam firmanNya:

“....Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menginfakannya di jalan Allah, maka berikanlah kabar gembira kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih, (ingatlah) pada hari ketika emas dan perak dipanaskan pada neraka Jahannam, lalu dengan itu disetrika dahi, lambung, dan punggung mereka, (seraya dikatakan) kepada mereka “inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah (akibat dari) apa yang kamu simpan itu” (QS At-Taubah: 34-35)

Oleh karena itu, daripada kita pamer kekayaan, alangkah kita manfaatkan harta kita untuk berbagi dengan sesama. Berbagi itu indah lho, selain mempererat hubungan sosial, kesenjangan antara si kaya dengan si miskin, akan terhindarkan. Jadi si miskin tidak akan cemburu dengan kita yang dikaruniai kekayaan, iya gak?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun