Mohon tunggu...
Dewi Syairah
Dewi Syairah Mohon Tunggu... Makeup Artist - Owner De'nas Hair beauty salon

Ibu rumah tangga yang senang membaca dan menulis, beauty enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ungkapan Rindu untuk Mamah

31 Januari 2020   09:34 Diperbarui: 31 Januari 2020   09:43 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mamah....

Setiap butiran peluh yang bercucuran di dahimu...

Setiap rasa sakit..., dan kau pertaruhkan hidup mu saat melahirkan ku.....

Setiap lelahmu  yang  kau abaikan demi mengandung dan merawat ku....

Membesarkan ku, agar aku  menjadi manusia yang ber' ilmu........

"Dan kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya ibu telah mengandung dalam keadaan lemah dan semakin lemah, dan menyusui dalam waktu dua tahun. Bersyukur lah kepadaku dan kepada kedua orang tuamu, dan hanya kepadaku lah tempat kalian kembali" (Q.s Luqman:14)

 Mamah.....

Tiada kata yang mampu aku ungkapan atas rasa syukur ku pada Tuhanku...

Yang menciptakan mahkluk seperti mu...

Kebahagiaan mu segalanya bagiku...

 " Ke-rihdoan Allah terletak pada ke-rihdoan orang tuanya, dan kemarahan Allah terletak pada kemarahan orang tua"(HR, Thirmidzi)

Mamah.....

Maaf seringkali membuat mu khawatir...

Maaf seringkali membuat mu resah...

Maaf seringkali membuat mu kecewa...

Dan maaf kadang membuat mu menangis...

Aku tak perduli apa kata orang tentang mu....

Aku tak perduli terlahir dari keluarga. Sederhana....

Aku tak perduli dirimu hanyalah penjual sayur di pasar......

Dan aku tidak perduli, tidak akan pernah perduli....

 Di bulan ini dengan bertambahnya usia mu, mengingatkan aku tentang segala perjuangan mu sela ini, hanya satu yang bisa aku ungkapan, dari lubuk hatiku yang terdalam....

Sehat selalu Mamaku....

Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita 

          ...Amiin ya Rabbal Alamiin...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun