Mohon tunggu...
Juliana Dewi Kartikawati
Juliana Dewi Kartikawati Mohon Tunggu... -

Seorang ibu rumah tangga yang suka menulis dan travelling.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Berbagi Inspirasi Berbisnis dari Nol di Kuala Lumpur

14 Maret 2014   04:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:57 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamis pagi  13 Maret 2014, kabut asap menyelimuti Kuala Lumpur. Aku, Mbak Novi Wilkinson, Mbak Indari Mastuti dan Mbak Ina Sigit tiba di lobby KBRI untuk sebuah agenda yang telah direncanakan sejak beberapa bulan yang lalu.

Berangkat dari kepedulian dan semangat berbagi dengan para TKI wanita, Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) yang diprakarsai Indari Mastuti, bekerja sama dengan Komunitas Ibu Mengajar yang didirikan Novi Wilkinson dan Persaudaraan Wanita Indonesia untuk Pendidikan (PWIP) yang digawangi Ina Sigit memberikan charity berupa pelatihan “ Berbisnis dari Nol” untuk para TKI wanita di KBRI Kuala Lumpur.

[caption id="attachment_326317" align="aligncenter" width="300" caption="Meeting dengan Pak Agus Triyanto A.S"][/caption]

Setelah mengadakan pembicaraan singkat dengan Atase Ketenagakerjaan Kedutaan Besar Republik Indonesia, Bapak Agus Triyanto A.S, acara pelatihan pun segera dimulai.

Sekitar 50 0rang TKI Wanita berkumpul di shelter KBRI.  Mereka tampak antusias mengikuti pelatihan ini. Pembukaan acara dilakukan oleh Pak Agus Triyanto dengan melontarkan canda dan humor yang mengundang tawa  sebagai “ ice breaking” yang membangkitkan semangat para TKI. Pak Agus menyampaikan harapannya, bahwa dengan memberikan berbagai pelatihan di KBRI, para TKI  dapat memulai wirausaha mandirinya saat mereka pulang ke Indonesia.

[caption id="attachment_326308" align="aligncenter" width="300" caption="Ice Breaking oleh Pak Agus Triyanto A.S"]

13947189632106776296
13947189632106776296
[/caption]

Setelah sambutan dari Mbak Ina Sigit, Mbak Indari pun memulai materinya. Di awali dengan perkenalan dan komunikasi yang interaktif, materi tentang berbisnis dari nol disampaikan dengan bahasa yang sederhana, diselingi dengan humor, sehingga mudah dimengerti oleh para TKI.

[caption id="attachment_326309" align="aligncenter" width="300" caption="Mbak Indari Mastuti menyampaikan materinya"]

13947192151388069057
13947192151388069057
[/caption]

Mbak Indari meminta para TKI menuliskan 5 saja potensi positif yang mereka miliki sebagai modal untuk memulai bisnis.  Setelah digali lebih jauh, ternyata cukup  banyak TKI itu yang menunjukkan minat berbisnis dengan modal keterampilan yang mereka miliki. Ada yang suka menulis, bisa menjahit, membuat songket, membuat kue, dan lain-lain.

[caption id="attachment_326310" align="aligncenter" width="300" caption="Menggali lebih jauh potensi para TKI"]

13947193261446814627
13947193261446814627
[/caption]

Lalu Mbak Indari menceritakan pengalaman pribadinya, bagaimana dia sebagai ibu rumah tangga dapat memeroleh penghasilan dengan memulai usaha di rumah.

Para TKI mengungkapkan bahwa mereka ingin memulai bisnis tapi terhalang dengan tidak adanya modal. Menanggapi hal ini, Mbak Indari pun meyakinkan para TKI bahwa memulai bisnis tidak harus dengan modal yang besar. Dia memberi contoh, seorang Ibu yang ingin menjual pupuk, tidak harus membeli pupuk dulu lalu menjualnya. Tapi dia bisa memulai kerjasama dengan pengusaha pupuk dengan membantu memasarkan pupuknya dan memperoleh sebagian keuntungan dari hasil pemasarannya.

Semua potensi semestinya bisa dijadikan ladang bisnis. Sebagai contoh, seorang wanita yang bisa mengendarai motorpun bisa memperoleh penghasilan  menjadi tukang ojeg wanita. Pasar ini justru lebih besar peluangnya, karena banyak wanita yang merasa lebih nyaman diantar oleh ojeg wanita.

Mbak Indari pun memompa semangat para TKI untuk tidak mudah menyerah dalam menjalankan bisnisnya. Salah seorang  TKI mengungkapkan keinginananya menjadi guru, pernyataannya langsung disambut postif oleh Mbak Novi Wilkinson yang langsung menawarkan  pelatihan dan pendampingan untuk membentuk keterampilan mengajar.

Mbak Indari menutup pelatihan dengan meminta data para TKI dengan tujuan dapat memberi pendampingan  kelak bila mereka memulai bisnisnya.  Hal ini juga yang menjadi harapan Pak Agus Triyanto, bahwa pelatihan bisnis tidak hanya dilakukan sekali saja tapi berkelanjutan  sampai para TKI bisa mewujudkan usaha mandiri mereka.

1394719443286772128
1394719443286772128

Sebuah kalimat bijak menyebutkan bahwa “ Tidak ada simpanan yang lebih berguna daripada ilmu.”  Aku dan teman-temanku,   para penggagas komunitas IIDN, Ibu Mengajar dan PWIP   berharap pelatihan berbisnis ini dapat mendatangkan manfaat yang besar bagi para TKI. Semoga..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun