Jaket Merah Part 1 (Rangkaian Cerpen Menuju OPQ)

“Oh iya pak. Silahkan...” akhirnya ia pergi mengendarai mobil putihnya. Sebelum pergi ia memelukku dan menepuk-nepuk pundakku sambil mendoakanku, “semoga engkau tergolong orang-orang yang sholih dan mendapat jodoh yang sholehah”, gitu doanya. Aku amiinkan dengan penuh harapan pada Allah.

Kulangkahkan lagi seperti pejuang hari yang takkan pernah henti mencari sebongkah berlian agar memiliki pekerjaan.

**** 

Mentari kembali, dan kembali seolah ia mengajriku pantang mundur dalam menjalani kehidupan ini, ia tersenyum hangat padaku, menyapaku indah. Arigaaa..., semangat...!!!, kulirik laci mejaku, ah tabungaku ini untuk berjaga-jaga siapa tahu aja si jaket merah menerima khitbahanku. Cincin nikah dah juga aku beli, ah mungkin terlalu dini ya, gapapalah. Mahar uang tunai yang sudah ku bingkai dalam kotak kaca sudah juga aku miliki. Tinggal action aja ni.

“Ariga, tadi Sujay telepon katanya dia nunggu di perpustakaan masjid jam 9 pagi ini”, bang Faisal aga sedikit tereak di tangga.

“Iya bang syukran”

Siap-siap dulu ah. Oh ya yang ga boleh ketinggalan pas mau pergi adalah topi, jaket dan tas tentunya.

“Ga, kakak bisa minta tolong ga, ke toko buah sebentar?”

“Boleh lah kak..., apasih yang ngga untuk kakak tersayang.”

“Ga, bang Faisal udah pergi, kakak minta tolong belikan buah ya nanti akan ada temen kakak pada mau ngaji dirumah kakak. Ini uangnya Ga” akhirnya uang 100 ribu kuterima darinya. Kenapa ka Thea ya, asakit atau apa ya. Kok pucat..., hmmm..., semoga aja baik-baik aja ya.

Setelah membelikan buah untuk kakak, dan akhirny aku tahu kakak lagi kurang sehat. Karena pas aku pulang dari toko buah, ia sedang minum obat. Bang Faisal sekarang-sekarang sedang aga sibuk, maklumlah artis juga soalnya hehe..., semoga kapan-kapan aku bisa ikuti jejak abang Faisal juga ah. Jadi artis Film Islami gitu.