adat istiadat dan kehidupan modern terus terjadi. Orang-orang yang mengedepankan adat menganggap adat istiadat sebagai identitas mereka, tanpa adat, mereka bukanlah siapa-siapa. Sedangkan, orang-orang yang mengedepankan modernisasi menganggap kehidupan modern dalam memajukan bangsa. Kedua hal tersebut agak sulit untuk disatukan. Permasalahan inilah yang Bene Dion angkat dalam karyanya, Ngeri-Ngeri Sedap.
Sejak dahulu, perdebatan antaraCatatan:
Pembahasan selanjutnya berdasarkan dengan opini pribadi dan akan ada unsur spoiler film Ngeri-Ngeri Sedap. Ada baiknya, pembaca sudah menonton Ngeri-Ngeri Sedap yang kini masih tersedia di Netflix. Terima kasih ^^
Ngeri-Ngeri Sedap adalah film yang tayang perdana pada 2022 karya Bene Dion Rajagukguk. Film ini berhasil membawa Bene Dion menjadi pemenang penghargaan sebagai Sutradara Komedi Terbaik dan Penulis Skenario Komedi Terbaik pada Festival Film Wartawan Indonesia 2022. Pada 2023, Bene Dion juga mendapat penghargaan sebagai Sutradara Terpilih dan Skenario Asli Terpilih pada Piala Maya 2023. Penghargaan tersebut mencerminkan kualitas film Ngeri-Ngeri Sedap. Tidak hanya kualitas sebagai karya seni, tetapi kualitas pesan yang disampaikan juga tidak kalah bagus.
Apa yang Bene Dion tuliskan dalam Ngeri-Ngeri Sedap?
Film ini bercerita tentang sebuah keluarga suku batak dengan 4 anak yang menjalani kehidupan yang berbeda-beda. 3 anak lelaki merantau ke luar kota dengan dalih merubah kehidupan mereka menjadi lebih baik tanpa ikatan adat istiadat yang rumit. Sedangkan, 1 anak perempuan tetap tinggal bersama orang tuanya di Sumatera Utara (Sumut).
Pak Domu dan Mak Domu menginginkan anak-anaknya pulang ke Sumut karena dalam beberapa hari kedepan, Oppung Domu akan mengadakan pesta adat. Pesta itu mengharuskan keturunan Oppung untuk menghadirinya. Segala usaha dilakukan untuk membawa mereka pulang. Pada akhirnya, Pak Domu dan Mak Domu merencanakan skenario bercerai. Skenario itu berhasil membawa mereka pulang.
Skenario itu berjalan baik diawal, tetapi kebohongan demi kebohongan akhirnya terungkap. Permasalahan baru terjadi. Pak Domu bertikai dengan anak-anaknya karena mereka tidak mau menurut padanya dan pada adat istiadat. Pertikaian semakin membesar hingga Mak Domu ikut terlibat.
Setelah merenungi dan mendapatkan perspektif lain, Pak Domu akhirnya kembali bersama keluarganya yang tetap memiliki adat yang disandingkan dengan modernisasi.
Bagaimana Ngeri-Ngeri Sedap menceritakan permasalahan adat dan modernisasi?
Sangat jelas kalau film ini menceritakan dilema orang-orang yang lahir di lingkungan dengan adat istiadat yang kental. Pak Domu adalah gambaran dari orang yang teguh dengan adat istiadatnya. Dia tidak salah. Namun, jika adat bersentuhan dengan moral di kehidupan modern, sebaiknya dipertimbangkan kembali.Â
Demi kembalinya kesejahteraan keluarga, Pak Domu mempelajari apa yang merubah keluarganya. Ini tercermin dari Pak Domu yang akhirnya mendengarkan perspektif Oppung (cerminan tokoh adat), Neny dan Pak Pomo (cerminan pemikiran modern). Dia berhasil menemukan titik tengah dan mulai menerima modernisasi tanpa meninggalkan adat istiadat. Pada akhirnya, adat dan modernisasi dapat berjalan berdampingan.
Simpulan
Ngeri-Ngeri Sedap berhasil mengkomunikasikan kepada penonton kalau adat dan kehidupan modern sebenarnya tidak saling menghalangi jika dipahami dengan seksama. Jika kedua hal tersebut dikolaborasikan, maka kehidupan kita akan menjadi lebih maju dan tetap memiliki identitas diri. Cara menjalaninya disesuaikan dengan diri kita masing-masing. Karena setiap orang punya cara unik untuk menjalani hidup.
Akhir kata, nikmati karya seni dengan hati sehingga kita bisa memahami bagaimana penciptanya berkomunikasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H