Lalu, pada zaman pendudukan Jepang, gedung ini menjadi Honbu Kenpetai (Markas Polisi) Jepang, bagian dari pasukan Datasemen Syoji. Saat itu, kondisi di Purwakarta mengalami perubahan baik dalam bidang pemerintahan maupun dalam bidang sosial ekonomi.
Setelah kemerdekaan Indonesia, karesidenan di alihkan ke daerah tingkat II Jawa Barat dan menjadi kepentingan gubernur  Jawa Barat dengan wilayah kerja Purwakarta, Subang, Karawang dan Bekasi (Purwasukasi).Â
Masa peralihan ini diaktifkan pada tahun 1972 sampai tahun 2019 yang menjadi perpanjangan tugas gubernur guna untuk mengelola pemerintahan dan pengawasan pembangunan.Â
Sebuah gedung dengan ornamen klasik yang telah menyaksikan perubahan besar selama satu abad lamanya. Dari rapat-rapat pemerintahan kolonial hingga diskusi penting pemerintah daerah, dinding-dinding gedung ini menyimpan cerita yang tidak terucapkan, menjadi saksi bisu perjalanan panjang sejarah bangsa.Â
Gedung Karesidenan bukan sekadar bangunan, tetapi cerminan perubahan zaman dan evolusi kehidupan masyarakat.
Gedung Karesidenan lebih dari sekadar struktur bangunan tua. Ia adalah simbol identitas, saksi bisu dari perjuangan dan transformasi bangsa. Dari masa kolonial hingga menjadi pusat pemerintahan daerah, Gedung ini mengemban peran penting yang tak tergantikan.
Menjaga dan merawatnya berarti menjaga akar sejarah dan kebanggaan daerah, memastikan generasi mendatang tetap mengenal dan menghormati warisan nenek moyang mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H