Mohon tunggu...
DEWI SOLIHAT
DEWI SOLIHAT Mohon Tunggu... operator mesin alat berat -

I'am not in competition with anyone else. I run my own race. I have no desire to play the game of being better than everyone else around me, in any way,shape or form. I just I'am to improve,to become a better person than I was. That's me and I'M FREE.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kamu Kristen dan Aku Islam, Ada Cinta Didalamnya

23 Maret 2016   12:20 Diperbarui: 23 Maret 2016   12:30 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“It’s fair enough bukan?’
Mendengar ucapan itu aku semakin tak berkutik, sesekali aku mainkan cangkir teh yang aku genggam dengan kedua tanganku sambil kuarahkan pandanganku pada langit diluar sana yang nampak mulai kelabu.
Adalah suatu kebagiaan bagiku ketika Tuhan mempertemukan aku dengannya, seorang lelaki deawasa, baik dan sangat mapan serta bertanggung jawab. Dan sepertinya Tuhan menjawab do’a-do’a aku selama ini, mempertemukan aku dengan seorang lelaki yang aku impikan dengan cara yang sungguh indah bagiku.

Dia seorang donatur terbesar dalam organisasi kemanusiaan untuk para pengungsi suriah, peyandang dana yang cukup punya nama dan disegani oleh teman-temannya, sedangkan aku hanya seorang volunteer yang hanya membantu dengan hati,tenaga dan pikiran.
Dia hadir dalam hidupku lebih dari setahun yang lalu , ketika aku dan dia terlibat bekerja sama dalam misi kemanusiaan lintas negara. Sampai pada akhirnya tumbuh benih-benih cinta diantara kita, saling melengkapi satu sama lain adalah hal yang paling terindah yang pernah aku rasakan, dia penuh perhatian dan selalu sabar dalam menghadapi permasalahan.
Dan cinta ini terlanjur menggurita dan menjalar keseluruh tubuhku hingga aku tak mampu berkelit dari perasaan ini. Bathinku mulai menjerit sakit ketika kuingat ada jurang pemisah yang terbentang diantara kita. Haruskah kubunuh pelan-pelan perasaan cinta ini hanya karena beda keyakinan?

“Will you marry me?”
“Aku takut Tuhan akan murka kepadaku” jawabku pedih.
“Tuhanmu adalah Tuhanku juga karena Tuhan itu hanya satu, hanya keyakinan kita saja yang berbeda” nada suaranya mulai terdengar meninggi. Tiba-tiba saja dia memeluk tubuhku erat, sangat erat sekali.
“I love you” bisik dia ditelingaku.
Ya, Allah... hanya kata itu yang terucap dari bibirku.

Vancouver, 22 Maret 2016

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun