Modal mumpuni, koneksi di sana-sini, kualitas produk bersaing, kok bisa terpuruk juga, ya?
Jangan-jangan, bukan sistemnya yang salah, bukan modalnya yang kurang, serta bukan kualitasnya yang buruk.
Kita mungkin sering mendengar orang berkata, “Kalau punya modal sekian, pasti bisa jalan.” Tapi tunggu dulu. Jangan lupa dengan pelaku usahanya.
Hal yang paling fundamental dalam usaha, justru adalah pelaku usaha itu sendiri. Kalau tidak, siapa yang mau mengawal keberhasilan usaha dan memastikan setiap keputusan berjalan sesuai arah yang telah ditentukan?
***
Dalam beberapa tahun terakhir, cukup sering bertemu dengan pengusaha-pengusaha yang penuh semangat dari berbagai range usia dengan berbagai produk barang dan jasa yang ditawarkan.
Di antaranya ada usaha dengan skala kecil yang berjalan lancar walaupun perlahan, ada pula usaha menengah yang sudah dimodali besar-besaran, namun masih jalan di tempat.
Kendala yang tampak bermacam-macam.
Ada yang terkendala dengan modal, lalu berhutang, namun pada akhirnya bisa melewati krisisnya. Ada yang terkendala karena kesulitan mencari barang. Begitu dapat, masih harus negosiasi harga yang win-win dengan supplier.
Ada pula yang kesulitan mengelola usaha karena masih dikerjakan sendiri. Ingin memiliki karyawan, namun penghasilan masih belum stabil.
Ada juga yang kendalanya terletak pada pelaku usaha itu sendiri, sembrono mengambil keputusan, emosional, hingga mencampur-adukkan urusan usaha dengan rumah tangga.