Mohon tunggu...
Dew
Dew Mohon Tunggu... Lainnya - Orang biasa.

Halo!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Dilema Si Perempuan Sulung

7 Januari 2022   19:29 Diperbarui: 8 Januari 2022   03:29 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dilema perempuan sulung | Sumber:  freepik.com

Ketika segala sesuatu mulai tidak berjalan lancar, ada saran-saran dari keluarga yang menyiratkan permintaan untuk menyerah. 

Kalimat "kamu harus menjadi pengganti ibu", rasanya sulit dimaknai sebagai kalimat penyemangat, justru malah menjadi kalimat paling menyinggung yang diucapkan orang.

Bahkan ketika berbincang mengenai rencana hidup dengan temanpun, pertanyaan yang muncul adalah "lalu adik-adik bagaimana?" seolah rencana tersebut akan menghambat mereka. Padahal keyakinan saya, mereka mampu mengurus diri mereka sendiri dengan lebih baik, mereka mampu berkembang sendiri sembari saya mengerjakan urusan sendiri.

Kami tak perlu saling mengurus, kami hanya perlu saling mendukung.

Poin saya bukan pada pergeseran peran, perempuan harus membaca dan laki-laki harus mulai memasak, atau melepaskan diri dari 'tanggung jawab' yang melekat, bukan demikian, tetapi siapa pun, laki-laki atau perempuan, punya hak menentukan apa yang ingin mereka lakukan dan yang tidak ingin mereka lakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun