Pola asuh otoriter adalah gaya pengasuhan di mana orang tua atau wali menetapkan aturan yang ketat dan mengharapkan ketaatan tanpa memberikan penjelasan atau ruang untuk diskusi. Pola asuh ini dapat mempengaruhi berbagai aspek perkembangan anak, termasuk motivasi belajar dan kemandirian di sekolah dasar. Berikut adalah beberapa pengaruhnya:
1. Pengaruh terhadap Motivasi Belajar:
*Penurunan Motivasi Intrinsik: Siswa yang dibesarkan dalam lingkungan otoriter cenderung memiliki motivasi belajar yang rendah karena mereka lebih sering merasa ditekan daripada didorong. Mereka mungkin belajar untuk menghindari hukuman atau mendapatkan penghargaan, bukan karena dorongan dari dalam untuk memahami materi.
*Takut Gagal: Pola asuh otoriter sering kali menekankan pada kesempurnaan dan kepatuhan, sehingga siswa bisa merasa takut akan kegagalan. Hal ini dapat mengurangi keinginan mereka untuk mencoba hal-hal baru atau berpikir kreatif karena takut dihukum jika membuat kesalahan.
*Kurang Inisiatif dalam Belajar: Anak-anak dari pola asuh otoriter mungkin hanya belajar ketika ada tuntutan eksternal atau instruksi dari guru atau orang tua, sehingga mereka kurang memiliki inisiatif untuk belajar mandiri atau mengeksplorasi materi secara mendalam.
2. Pengaruh terhadap Kemandirian:
*Kemandirian Terhambat: Dalam pola asuh otoriter, siswa sering kali dibatasi dalam membuat keputusan sendiri. Mereka terbiasa untuk selalu mengikuti arahan orang tua atau guru, yang membuat mereka sulit mengembangkan kemampuan untuk mandiri dan bertanggung jawab atas pilihan mereka sendiri.
*Keterampilan Pemecahan Masalah yang Rendah: Karena kurangnya kebebasan untuk berpikir secara independen atau mencoba hal-hal baru, siswa cenderung tidak terlatih dalam memecahkan masalah secara mandiri. Mereka sering kali lebih bergantung pada otoritas (guru atau orang tua) untuk memberikan solusi.
*Ketergantungan pada Arahan: Siswa dari pola asuh otoriter sering kali menunjukkan ketergantungan pada orang dewasa dalam menyelesaikan tugas, yang menghambat mereka untuk berkembang menjadi individu yang percaya diri dan mandiri.
Dampak Jangka Panjang
Pola asuh otoriter dapat mempengaruhi perkembangan psikososial anak di kemudian hari. Selain rendahnya motivasi belajar dan kemandirian, anak-anak ini mungkin juga mengalami kesulitan dalam membangun hubungan interpersonal dan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan akademik di tingkat yang lebih tinggi.
Pola asuh otoriter cenderung memberikan pengaruh negatif pada motivasi belajar dan kemandirian siswa di sekolah dasar. Dibandingkan dengan pola asuh yang lebih demokratis atau permisif, pola asuh otoriter membatasi anak-anak untuk mengembangkan keterampilan berpikir mandiri dan motivasi intrinsik.Â
Oleh karena itu, pola asuh yang lebih seimbang, yang melibatkan dukungan dan komunikasi dua arah, mungkin lebih bermanfaat dalam meningkatkan motivasi dan kemandirian anak di sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H