Mohon tunggu...
Dewi Rahayu
Dewi Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Reading and Dancing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Pola Asuh Otoriter terhadap Motivasi Belajar dan Kemandirian Siswa di Sekolah Dasar

3 Oktober 2024   22:51 Diperbarui: 4 Oktober 2024   00:00 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pola asuh otoriter adalah gaya pengasuhan di mana orang tua atau wali menetapkan aturan yang ketat dan mengharapkan ketaatan tanpa memberikan penjelasan atau ruang untuk diskusi. Pola asuh ini dapat mempengaruhi berbagai aspek perkembangan anak, termasuk motivasi belajar dan kemandirian di sekolah dasar. Berikut adalah beberapa pengaruhnya:

1. Pengaruh terhadap Motivasi Belajar:

*Penurunan Motivasi Intrinsik: Siswa yang dibesarkan dalam lingkungan otoriter cenderung memiliki motivasi belajar yang rendah karena mereka lebih sering merasa ditekan daripada didorong. Mereka mungkin belajar untuk menghindari hukuman atau mendapatkan penghargaan, bukan karena dorongan dari dalam untuk memahami materi.

*Takut Gagal: Pola asuh otoriter sering kali menekankan pada kesempurnaan dan kepatuhan, sehingga siswa bisa merasa takut akan kegagalan. Hal ini dapat mengurangi keinginan mereka untuk mencoba hal-hal baru atau berpikir kreatif karena takut dihukum jika membuat kesalahan.

*Kurang Inisiatif dalam Belajar: Anak-anak dari pola asuh otoriter mungkin hanya belajar ketika ada tuntutan eksternal atau instruksi dari guru atau orang tua, sehingga mereka kurang memiliki inisiatif untuk belajar mandiri atau mengeksplorasi materi secara mendalam.

2. Pengaruh terhadap Kemandirian:

*Kemandirian Terhambat: Dalam pola asuh otoriter, siswa sering kali dibatasi dalam membuat keputusan sendiri. Mereka terbiasa untuk selalu mengikuti arahan orang tua atau guru, yang membuat mereka sulit mengembangkan kemampuan untuk mandiri dan bertanggung jawab atas pilihan mereka sendiri.

*Keterampilan Pemecahan Masalah yang Rendah: Karena kurangnya kebebasan untuk berpikir secara independen atau mencoba hal-hal baru, siswa cenderung tidak terlatih dalam memecahkan masalah secara mandiri. Mereka sering kali lebih bergantung pada otoritas (guru atau orang tua) untuk memberikan solusi.

*Ketergantungan pada Arahan: Siswa dari pola asuh otoriter sering kali menunjukkan ketergantungan pada orang dewasa dalam menyelesaikan tugas, yang menghambat mereka untuk berkembang menjadi individu yang percaya diri dan mandiri.

Dampak Jangka Panjang

Pola asuh otoriter dapat mempengaruhi perkembangan psikososial anak di kemudian hari. Selain rendahnya motivasi belajar dan kemandirian, anak-anak ini mungkin juga mengalami kesulitan dalam membangun hubungan interpersonal dan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan akademik di tingkat yang lebih tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun