"Olivia---." Tak lama terdengar suara yang sangat dikenalnya, dari seorang lelaki.
   Olivia menoleh ke arah datangnya suara. --Joe, Olivia berkata dalam hati. Lelaki itu adalah mantan kekasih Olivia. Bertahun yang lalu, mereka bertemu dan juga berpisah di cafe ini. Namun, sejak perpisahan itu, dari hari ke hari--hampir setiap pulang kantor--Olivia ke cafe ini, tetapi tidak pernah bertemu Joe.
   "Apa kabar, Olivia---?"
   "Baik...." Olivia menjawab singkat. Pertemuan dengan Joe sangat tidak diharapkan Olivia. Kenapa dia baru muncul disaat dirinya akan menikah dengan Mike.
   "Silahkan, Bu Oliv--coffee latte nya...," lelaki barista meletakkan secangkir coffee latte di hadapan Olivia.
   "Terima kasih." Olivia berkata sambil menganggukkan kepala kepada lelaki barista.
   "Olivia--kalo kamu tidak keberatan, bagaimana kalo kita ngobrol-ngobrol di mejaku. Di sudut sana...." Joe menawarkan Olivia untuk pindah meja, sambil melayangkan pandangan ke sebuah meja di sudut.
   "Baiklah...." Olivia setuju. Kesempatan untuk mengatakan pada Joe bahwa dirinya akan menikah--dua bulan lagi.
   Joe kemudian membawakan cangkir coffee latte milik Olivia, mereka lalu berjalan menuju ke meja Joe--meja di sudut cafe. Meja yang dulu selalu mereka tempati dan menjadi saksi bisu hubungan Olivia dengan Joe.
   "Aku dengar kamu akan menikah?" Joe lalu berkata sambil menyesap kopi dalam cangkirnya.
   --seleranya belum berubah, black coffe tanpa gula, batin Olivia. "Yaa--aku akan segera menikah, dua bulan lagi."