Snow White--yang sekarang--adalah penulis dongeng, yang lahir pada abad 21. Sebagai tokoh dongeng, Snow White ingin mengubah sejarah, sehingga yang dialaminya sekarang tidak seperti yang dialami tokoh pendahulunya--Snow White versi lama ciptaan Walt Disney yang rilis tahun 1937.
Snow White yang dulu, adalah seorang perempuan yang lemah. Dia anak tiri yang disingkirkan oleh Ravenna--istri baru ayahnya, King Magnus. Setelah King Magnus meninggal, Ravenna berkuasa. Hingga Snow White tersingkir dan terpaksa tinggal di hutan bersama para kurcaci, yang dikenal dalam dunia dongeng sebagai The Seven Dwarfs.
Snow White (ciptaan Walt Disney) diceritakan hendak dibunuh sang ibu tiri--Ravenna, ratu jahat yang juga istri ayahnya. Ravenna merasa tersaingi oleh kecantikan Snow White. Adapun "Cermin Ajaib" yang mempengaruhi Ravenna supaya menyingkirkan Snow White, demi supaya Ratu Ravenna menjadi perempuan tercantik sejagat kartun.
Ratu Ravenna yang jahat, kemudian memerintahkan pengawal kerajaan, untuk membunuh Snow White di dalam hutan. Namun, pengawal tidak sampai hati. Dia hanya meninggalkan Snow White seorang diri dalam hutan. Sehingga Snow White ketakutan dalam gelapnya malam di hutan belantara. Dia kemudian berlari tanpa tentu arah, hingga kelelahan kemudian tertidur sampai pagi.
Keesokan harinya, Snow White terbangun. Dan di hadapannya, ternyata ada sebuah rumah mungil, milik para kurcaci yang berjumlah 7 orang. Karena Snow White homeless, maka dia minta ijin untuk tinggal di rumah itu. Sambil mengurus segala keperluan mereka, seperti; mencuci baju, memasak, dan membersihkan rumah.
Sebagai penulis dongeng--Snow White yang sekarang--ingin mengubah sejarah hidupnya. Dia bukan seorang perempuan yang lemah, karena dia adalah Snow White zaman now yang berbeda.
Yang  diinginkannya, hanya mengubah sifat Ravenna--ibu tirinya yang jahat, menjadi orang baik.
Kejahatan Ratu Ravenna mulai tampak sejak King Magnus wafat. Tetapi Snow White yakin, bahwa ibu tirinya itu juga mempunyai sisi baik. Snow White percaya, Ratu Ravenna pun akan capek, apabila menjadi tokoh antagonis sepanjang masa. Maka, sudah saatnya--sekarang--melakukan perubahan. Snow White akan mengubah sejarah hidup keluarganya detik ini juga!.
Knock!...knock!
Snow White baru saja akan menulis, tapi sudah terganggu oleh bunyi ketukan pintu. Dia kemudian berjalan dari meja tulis menuju pintu depan. Kira-kira siapakah yang bertamu malam-malam begini sih? Batinnya.
Ceklek ...
Kemudian dibukanya pintu lebar-lebar, di depannya berdiri sesosok wanita tua yang membawa sebuah apel merah, di tangan kanannya. Snow White mengenalinya, dia sesungguhnya adalah ibu tirinya sendiri, yaitu; Ratu Ravenna.
Tampaknya Ratu Ravenna sekarang sedang menyamar menjadi seorang nenek, yang membawa apel beracun. Heloowww!! Apa orang ini tidak pernah membaca sejarah? Apa dia pikir Snow White yang sekarang, akan mudah tergiur bujuk rayunya--untuk memakan apel merah yang sangat menggiurkan, tetapi beracun? Jawabannya adalah "Big No".
"Iya--ada apa, Nek? Malam malam bertamu..."
"Nakkk, maukah kamu membeli apel merah yang tinggal sebuah ini? Apel ini sangat menggiurkan, bukan?"
Duh--basi ya, orang ini. Jelas Snow White tidak mau. Siapa yang mau bernasib seperti Snow White yang dulu. Keracunan apel kemudian pingsan, dan baru siuman saat ada seorang pangeran yang menciumnya. Itu namanya gambling. Bagaimana jika tidak ada pangeran bucin yang nanti menciumnya. Ratu Rovenna ini seperti tidak pernah membaca sejarah.
"Ini Ratu Ravenna, kan? Yang menikah dengan ayahku?" dengan ekspresi pura pura kaget, Snow White membalas dengan sangat to the point. Seketika Rovenna kaget dalam arti yang sesungguhnya, Dia tidak menyangka Snow White mengenalinya semudah itu.
"Oh--uh---". Ratu Ravenna tidak dapat berkata-kata, setelah kedoknya terbongkar.
"Sudah--sudah, hentikan sandiwara ini! Mommy itu Ratu, kenapa mau-maunya menjelma menjadi nenek tua peyot dan keriput?" Snow White mengatakannya sambil membelalakkan mata.
Ratu Ravenna yang jahat, tidak dapat berkata-kata lagi, setelah penyamarannya terbongkar. Kemudian terdengar dia bergumam pelan, "skenarionya kan tidak seperti ini?" tanyanya pada diri sendiri, sambil memilin-milin ujung jubah hitamnya yang mengerikan.
"Itulah gunanya belajar sejarah, Momm--ya sudah, Mommy sekarang masuk, ngobrol-ngobrol di dalam saja, daripada Mommy nanti masuk angin!"
"Make-up nenek-nenek ini, tidak meyakinkan kah? Kok kamu sampai bisa mengenaliku, sih?"
"Mommm--pliss, aku sangat mengenal Mommy. Ratu Ravenna, istri ayahku. King Magnus itu Raja dan Mom Ratunya. Harusnya kita itu kompak. Jadi--Mommy jangan mudah terprovokasi sama si 'Cermin Ajaib' itu. Lagian nih, yaa--Mommy nanya-nanya ke benda itu aja udah dikategorikan aneh ..." bla bla bla.
Snow White berusaha untuk menyadarkan Ratu Ravenna, supaya tidak mudah iri hati dan merasa tersaingi. Apalagi terhadap anaknya sendiri, itu kan parah.
"Terus--gimana dong, secara aku ingin menjadi Ratu yang paling cantik sejagat kartun?"
"Gini deh, siapa yang manas-manasin dan pada akhirnya membuat Mommy punya niat jahat?"
"Cermin Ajaib."
"Nah kan--sudah kuduga, Cermin Ajaib pasti provokatornya. Ya sudah--kita sekarang menemui Cermin Ajaib. Aku juga akan memperingatkannya supaya berubah, jangan terus-terusan jadi provokator."
Kemudian Snow White dan Ratu Ravenna pergi ke Istana, untuk menemui Cermin Ajaib.
Sesampainya di Istana, mereka berdua memasuki Hall (ruangan luas) melalui sepanjang koridor Istana. Cermin ajaib itu diletakkan pada dinding dalam Hall yang menghadap ke pintu utama Istana.
"Hai Cermin--ini aku datang bersama Ratu Ravenna," Snow White berkata dengan nada yang sedikit ngegas, agar cermin ajaib itu terbangun dari tidurnya.
"Eumm--eh, iyaa, Tuan Putri. Ada apa, ya? Loh kok Tuan Putri masih hidup ... upps eh," Cermin Ajaib keceplosan. Terbukti, memang dia yang memprovokasi Ratu Ravenna, supaya berbuat jahat kepada Snow White.
"Ratu Rovenna, Cermin ini berpengaruh buruk di dalam kerajaan. Semua yang suka memprovokasi dan berniat mengadu domba, sebaiknya digudangkan saja ya," Snow White tak kuasa berbicara menyerocos karena gemas.
Kemudian, mereka--Snow White dan Ratu Rovenna--menurunkan "Cermin Ajaib" dari dinding, lalu para pelayan memasukkannya ke gudang.
"Semua sudah beres--Mommy jangan berbuat jahat lagi, karena kita ini keluarga. Kalo ada masalah sebaiknya diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai mufakat. Oke?"
Ratu Ravenna hanya menganggukkan kepalanya pasrah. Dia tidak pernah menyangka akan diatur oleh anak tirinya, yang pada awalnya ingin dia lenyapkan. Hanya gara-gara--bisikan "Cermin Ajaib"--yang mengatakan bahwa Snow White lebih cantik darinya.
Urusan mengubah sejarah dalam Kerajaan King Magnus sudah dilakukan, sekarang saatnya Snow White menuliskannya. Agar dapat menjadi pelajaran--dari kisahnya ini--bahwa segala permasalahan dapat dicari jalan keluar, tanpa harus merugikan dan mengorbankan orang lain.
____
Writen by. CoretanEmbun, Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H