"Mereka dibunuh tentara Sino--mereka tewas terbakar."
"Oh--bangsa Sino membunuh kedua orang tuamu?" Flare berkata dengan sangat hati-hati. Noru kembali menghela nafas.
"Semua sudah terjadi. Yang penting kau selamat. Kau tahu? Aku sempat heran nyawamu selamat, padahal kau terluka parah saat itu--"
"Entahlah, Noru--" Flare sepertinya tidak ingin membicarakan kejadian yang telah menimpanya beberapa saat yang lalu.
___
Kayon mengundang Flare dan Noru ke Istana. Kayon sudah sangat tergila-gila dengan penampilan Flare dan Noru. Tuan Muda itu akan memberikan sebuah hadiah bagi keduanya--karena penampilan mereka yang sangat memukau. Kepala rumah tangga istana lalu mengantarkan keduanya menemui Yang Mulia Tuan Muda Kayon.
"Flare, raja muda ini sangat temperamental. Salah bicara bisa membuatnya tersinggung dan murka. Sebaiknya kau bicara seperlunya saja, untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan."
"Baik."
Tidak berapa lama muncul Kayon yang langsung menduduki singgasananya. Lalu dia memberi isyarat kepada para pengawalnya untuk meninggalkan ruangan. Setelah duduk, diperhatikannya kedua seniman yang sudah berdiri dihadapannya. Noru langsung membungkukkan tubuhnya--memberi hormat.
"Pstt--bungkukkan badanmu." Noru berbisik pada Flare yang tetap bediri dan bergeming. Melihat hal itu Kayon tertawa terbahak-bahak.
"Sebuah keberanian, gadis bertopeng ini menolak memberi hormat kepadaku?"