Pola keterikatan dapat berbeda di berbagai budaya. Misalnya, pola avoidant attachment yang dianggap tidak aman di budaya Barat mungkin dianggap wajar dalam budaya yang menekankan kemandirian.
2. Pengaruh Genetik
Beberapa kritikus berpendapat bahwa teori ini terlalu menekankan pengaruh pengasuhan, tanpa cukup mempertimbangkan peran faktor genetik dalam perkembangan anak.
3. Kesederhanaan Kategori
Beberapa ahli merasa bahwa kategori yang dikembangkan oleh Ainsworth terlalu sederhana dan tidak mencakup kompleksitas hubungan manusia.
Meskipun demikian, teori attachment terus berkembang. Penelitian terbaru mencakup studi tentang bagaimana hubungan keterikatan berubah sepanjang hidup, serta bagaimana pola keterikatan memengaruhi hubungan romantis dan hubungan dengan anak di masa dewasa.
Kesimpulan
Teori attachment yang dikembangkan oleh John Bowlby dan Mary Ainsworth memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya hubungan awal antara anak dan pengasuh. Keterikatan yang aman memberikan fondasi untuk perkembangan emosional, sosial, dan kognitif yang sehat. Sementara itu, pola keterikatan yang tidak aman dapat berdampak negatif pada hubungan interpersonal dan kesehatan mental.
Penelitian dan penerapan teori ini terus berkembang, menjadikannya salah satu teori psikologi yang paling berpengaruh dalam memahami perkembangan manusia. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip teori attachment, individu, keluarga, dan masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi perkembangan anak-anak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI