Jika hubungan antara anak dan pengasuh terganggu, anak akan menunjukkan reaksi emosional tertentu, seperti protes (menangis, marah), keputusasaan (diam, sedih), dan akhirnya pemutusan emosional terhadap pengasuh.
Mary Ainsworth dan Metode Strange Situation
Mary Ainsworth memperluas teori Bowlby melalui serangkaian penelitian empiris. Salah satu kontribusi terbesarnya adalah pengembangan metode Strange Situation pada tahun 1970-an. Metode ini melibatkan pengamatan terhadap perilaku bayi berusia 12-18 bulan dalam situasi yang terstruktur, di mana bayi dipisahkan dan kemudian dipertemukan kembali dengan pengasuhnya.
Ainsworth mengidentifikasi empat pola keterikatan utama:
1. Attachment Aman (Secure Attachment)
Anak dengan keterikatan aman menunjukkan kepercayaan terhadap pengasuhnya. Mereka merasa nyaman mengeksplorasi lingkungan, tetapi akan kembali kepada pengasuh saat merasa tidak aman. Pengasuh biasanya responsif dan peka terhadap kebutuhan anak.
2. Attachment Ambivalen (Ambivalent/Anxious Attachment)
Anak dengan pola ini sering kali menunjukkan kecemasan yang tinggi terhadap perpisahan, tetapi sulit merasa tenang saat pengasuh kembali. Pola ini sering muncul ketika pengasuh tidak konsisten dalam memberikan perhatian atau respons.
3. Attachment Avoidant (Avoidant Attachment)
Anak dengan keterikatan ini cenderung menghindari pengasuh, baik saat pengasuh pergi maupun kembali. Hal ini sering terjadi jika pengasuh bersikap emosional tidak responsif atau menolak anak.
4. Attachment Tidak Terorganisasi (Disorganized Attachment)