Mohon tunggu...
Dewi Putri
Dewi Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobby shopping,konten favorit tentang makanan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori attachment yang dikemukakan oleh Mary Ainsworth & John Bowlby

18 Januari 2025   20:18 Diperbarui: 18 Januari 2025   20:18 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori Attachment

John Bowlby, seorang psikoanalis Inggris, pertama kali mengembangkan teori attachment pada pertengahan abad ke-20. Bowlby tertarik pada pentingnya hubungan awal antara bayi dan pengasuh, serta bagaimana hubungan ini memengaruhi perkembangan emosional dan sosial anak di masa depan. Dia berpendapat bahwa keterikatan memiliki dasar biologis dan evolusioner, yaitu untuk memastikan kelangsungan hidup anak.

Mary Ainsworth, seorang psikolog perkembangan, bekerja sama dengan Bowlby dan melengkapi teori ini melalui penelitian empiris. Salah satu kontribusi terbesarnya adalah pengembangan metode Strange Situation, yang digunakan untuk mengamati dan mengklasifikasikan pola keterikatan anak.

Konsep Dasar Teori Attachment

Teori attachment mengasumsikan bahwa manusia dilahirkan dengan kecenderungan bawaan untuk mencari kedekatan dengan pengasuh, terutama dalam situasi yang menimbulkan stres atau bahaya. Keterikatan ini berfungsi untuk memberikan rasa aman (secure base) bagi anak.

Ada beberapa konsep utama dalam teori ini:

1. Sistem Keterikatan

Sistem keterikatan adalah mekanisme biologis yang mendorong bayi untuk mencari perlindungan dari pengasuh utama. Sistem ini diaktifkan oleh rasa takut, rasa sakit, atau kebutuhan akan kenyamanan.

2. Rasa Aman (Secure Base)

Bowlby berpendapat bahwa pengasuh yang responsif dan konsisten memberikan rasa aman bagi anak. Dengan adanya rasa aman ini, anak merasa cukup percaya diri untuk mengeksplorasi lingkungannya.

3. Protes, Keputusasaan, dan Pemutusan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun