Pengalaman serta masalah seorang guru didunia pendidikan memang sangat beragam, hal ini juga terjadi pada guru-guru di Indonesia.
Menjadi seorang guru merupakan sebuah cita-cita yang sangat mulia. Banyak hal yang mendasari seseorang untuk menjadi guru, yaitu berdasarkan keinginan diri sendiri, keinginan orang tua, dan lainnya.
Analisa sesuai dengan pengalaman, guru zaman dulu dengan zaman sekarang berbeda, zaman dulu guru sangat disegani dan dihormati, gaya mengajar masih berpusat pada guru (teacher-centered).
Menggunakan alat belajar sederhana seperti papan tulis, kapur, penggaris kayu, buku tulis, dan sangat sering menggunakan metode ceramah.
Sedangkan guru zaman sekarang dituntut untuk aktif, kretaif, inovatif dan mengikuti standar kurikulum yang sudah ditentukan.
Guru harus berusaha meningkatkan kemampuan serta kompetensi diri dengan cara belajar mandiri ataupun kelompok.
Gaya mengajar berpusat pada peserta didik (student-centered), harus mampu menggunakan teknologi dalam mengajar seperti, menggunakan komputer, laptop, proyektor, serta aplikasi-aplikasi belajar yang menarik.
Menggunakan model-model pembelajaran seperti, Discovery Learing, Problem Base Learning, Project Base Learning, dan lain-lain.
Model pembelajaran ini digunakan agar dapat membantu peserta didik mengembangkan diri dan mencapai hasil belajar yang lebih baik.
Selain itu guru bertindak sebagai fasilitator yang memberikan bimbinganan, dukungan, serta kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksplorasi pengetahuannya secara mandiri.