Mohon tunggu...
Dewips
Dewips Mohon Tunggu... Freelancer - Just an ordinary woman

Mau copy-paste artikel? Boleh saja, dengan tetap tampilkan asal sumber tulisan! Visit me @ ladiesbackpacker.wordpress.com, Email me : swap.commune@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis Selayaknya Mengedepankan Esensi Bukan Sensasi

18 September 2020   19:32 Diperbarui: 18 September 2020   19:44 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi saya melihat dari konteks tersebut nilai yang diusung oleh Kompasiana sekarang bukan lagi sekedar tempat menulis berita atau cerita yang aktual, orisinil dan juga memiliki fungsi berbagi. Melainkan isu politik yang akan lebih digemari selain dari karya fiksi seperti sastra.

Menulis bukan lagi seperti aktivitas yang mengedepankan esensi konten tapi sudah bergeser kearah mencari sensasi dalam hal ini popularitas tentunya.

Hal itu bisa saja menimbulkan peluang para blogger untuk menggosip melalui tulisan yang kini sedang hits. Maaf jika asumsi saya ini terlalu kasar dan melukai beberapa Kompasianer lain. Tapi memang begitulah sensasi yang saya dapat, seolah Kompasiana kini telah beralih fungsi layaknya seperti portal media sosial lain yang juga sedang hits.

Memang tidak ada yang salah dengan kegiatan menulis sambil mencari popularitas. Hal itu juga yang mungkin telah menggeser motivasi penulis di Kompasiana. Semakin populer, semakin banyak pembacanya maka besar juga peluang untuk mendapatkan K-rewards.

Jadi tidak ada bedanya dengan beberapa konten YouTube yang viral tapi tidak memiliki manfaat bagi orang lain. Dikarenakan popularitas yang muncul akibat dari isu viral yang hanya dimuat ulang dan dipoles demi mendapatkan view dan rating yang menggunung.

Dengan begitu saya mempertanyakan nilai aktual dan orisinal dari artikel yang terpampang. Mungkin hal ini juga yang menjadi penyebab banyaknya Kompasianer lawas yang undur diri. Dikarenakan tidak tersedianya lagi keistimewaan yang terdapat di halaman depan Kompasiana. Namun dengan begitu saya juga tidak menggeneralisir para Kompasianer, karena tulisan yang saya lihat sekarang juga masih banyak yang berupa reportase khas warga.

Tapi sayangnya sering terlewatkan oleh pantauan admin untuk disebarluaskan lewat kolom headline. Mungkin saja karena banyaknya jumlah artikel yang masuk jadi menyulitkan mereka didalam menyeleksi dan mengambil keputusan.

Mungkin karena alasan itu juga saya jarang bersosialisasi atau merating artikel non fiksi Kompasianer lain yang menurut saya kurang aktual atau unik.

Namun bukan berarti tidak menarik karena isi beritanya yang hanya mengangkat ke-viral-an isu terkini yang sedang hits jadi membuat saya enggan mampir. Dimana hal seperti itu bisa saya peroleh dari website lain.

Meski begitu saya melihat banyak juga fitur baru di Kompasiana yang menurut saya sangat menarik seperti kolom topik pilihan contohnya.

Dimana Kompasianer bisa menuangkan ide, gagasan atau opininya terkait topik yang dipilih admin. Dengan begitu kita tidak perlu lagi pusing mencari bahan tulisan yang dulu sering dialami oleh sebagian orang. Termasuk saya yang dulu tidak bisa menulis rutin setiap hari karena keterbatasan ide/ gagasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun