1. Komunikasi
Setiap masalah pasti ada solusinya. Komunikasikan setiap masalah yang kita punya dengan pasangan langsung kepada orangnya. Hal itu bisa mencegah kita curhat kepada rekan kerja. Lalu bagaimana kalau pasangan tidak cooperatif saat diajak bicara?Â
Ulangi secara rutin aktivitas tersebut dengan melihat timing yang tepat bagi pasangan kita.
2. Tingkatkan Keharmonisan Rumah Tangga dengan 'Intimacy Activity'
"Tak kenal maka tak sayang." Peribahasa itu pantas kita sematkan bagi siapa saja yang mengaku kenal baik buruknya pasangan tetapi tidak mau menyempatkan diri untuk (lebih) menyenangkan pasangan.
Banyak hal kecil yang terlupakan oleh kita yang juga terkadang super sibuk dengan urusan pribadi. Hal kecil itu padahal ada banyak macamnya. Seperti chatting dengan pasangan saat sedang rehat bekerja, isinya pun tidak perlu panjang dan kompleks. Singkat saja seperti menanyakan apakah sudah makan siang atau belum.
Baca juga : Hal Ini Perlu Ditekankan agar Hubungan Jauh dari Namanya Perselingkuhan
Atau menyiapkan bekal makan siang serta hadiah kecil berupa surat cinta yang ditulis khusus untuk pasangan, dengan menyelipkannya ke dalam tas kerja atau tempat makannya.
Simpel untuk dilakukan bukan? Hal kecil itu juga bisa menjadi 'reminder' bagi pasangan di tempat kerja bahwa realitanya ia sudah beristri/ bersuami jadi akan berpikir dua kali untuk melakukan aksi selingkuh dengan rekan kerja.
3. Rekonsiliasi
Kalau hal tersebut sudah dan pernah terjadi dengan pasangan kita. Maka berdamailah dengan diri sendiri dan pasangan. Cari solusi aktif yang bisa dilakukan bersama agar hal tersebut tak terulang lagi. Dan jangan pernah lari dari masalah, siapapun yang menyebabkan dan apapun itu konsekuensinya.
Hadapi kenyataan itu dengan bijak tetapi jangan pernah mengungkitnya kembali disaat pasangan sudah berkomitmen untuk tidak melakukannya lagi. Berikan pasangan kita kepercayaan dan kesempatan untuk membuktikannya.
"Tak ada laut yang tak bisa diarungi dan tak ada gunung yang tak bisa didaki."Â
Jadi jangan pernah berhenti mencoba atau bahkan menyerah untuk memperbaiki hubungan bermasalah.
Akhir kalimat, mengutip kata bang napi " Waspadalah! karena hal itu bisa terjadi bukan karena niat pelakunya tetapi karena ada kesempatan."