Mohon tunggu...
Dewi Pagi
Dewi Pagi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Say it with poems & a piece of cake...| di Kampung Hujan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Percakapan di Ruang Dewan

21 Mei 2015   21:21 Diperbarui: 8 Juli 2015   22:42 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Seorang anggota dewan menyiram segelas air mineral pada ketua sidang. Sekejap suasana rapat menjadi riuh dan gaduh. Nyaris seluruh anggota rapat seketika berdiri. Takut ketinggalan sebuah tontonan yang baru saja digelar.

Meja digebrak. Penggebrak meja melotot. Bicaranya kacau. Seperti orang teler. Tak peduli seluruh lensa kamera mengarah padanya. Ruang sidang sekejap jadi pasar malam yang penuh pengunjung. Tak bisa dibedakan mana penjual mana pembeli? Mana preman mana provokator?

Percakapan-percakapan kini bergerombol di berbagai sudut. Ada yang sambil tertawa nyinyir. Ada yang wajahnya ikut memerah padam karena terpancing emosi amarah. Ada yang bengong seperti kepompong.

Palu diketuk. Sidang ditunda. Percakapan-percakapan berlanjut di masing-masing ruang pribadi anggota dewan. Hari itu, media-media punya berita untuk segera dijadikan Headline.

***

Hari lainnya. Sidang berikutnya.

"Hoaaam...rapat yang sangat membosankan..." Lelaki kurus berkumis tipis. Mulutnya menguap. Tak lama punggungnya merosot lalu tertidur dengan pulas. Seperti habis menenggak obat tidur. Entah diberi mimpi atau tidak.

"Ahh, kalahhh...!!!" Kali ini yang berperawakan tambun jarinya lincah menyentuh layar smartphonenya. Tangan kanannya mendadak menutup mulutnya, takut terdengar pemimpin rapat. Game dipause. Wajah pura-pura polosnya kembali menyimak jalannya sidang.

"Glek..." Sosok pria berwajah lebar berkulit putih berjanggut tipis menelan ludah. Fokus memandang layar mini yang tengah memutar sebuah video. Lima menit kemudian ia clingak-clinguk, takut bila ada yang memergoki. Dimatikan handphone, namun imajinasinya masih liar berkelindan dalam otaknya.

"Setujuuuu..." Kompak seluruh suara nyaring baik yang merdu maupun cempreng terdengar ketika pemimpin rapat memutuskan hasil. "Biar cepat selesai..." Bisik-bisik mereka. Benar saja, tak lama rapat dibubarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun