[caption id="attachment_297535" align="alignnone" width="563" caption="pic from www.iwallscreen.com"][/caption]
Pada sebentuk cinta
aku kerahkan segenap hati yang sempat meranggas
pada sepotong rindu
aku tambatkan jiwa yang nyaris merapuh deras
.
Saat ku tutup helaian asa
kau datang suguhkan rasa
bukan membawa permadani surga
namun cinta yang begitu sederhana
.
Seketika aku tak butuh apa-apa lagi
kecuali cinta yang kau tawarkan tanpa ribuan rayu atau janji
.
Mungkin aku terlalu bebal
enggan membuka pintu hati
namun kunci itu tergenggam erat di tanganmu
seolah-olah takdir indah hadir untukku
kau pun menjadi tamu istimewa di atas penghujan musimku
.
Ketika sampan-sampan merah jambu
membawa cinta darimu
lalu berlabuh di dermaga hatiku
segera teretaskan semua mimpi burukku
.
Aku luluh
dan bertekuk lutut di hadapanmu
.
Lihat dengan matamu
rasakan melalui hatimu
lebat hujan kini beranjak sirna dari hidupku
semesta bernyanyi dan bergelak tawa
lagunya lagu cinta
musiknya musik cinta
.
Kini baru kusadari semua
ternyata...
cerita cinta itu bisa tercipta begitu saja
bukan hanya kisah kasih romansa
atau puisi-puisi asmara sang pujangga
ternyata...
makna cinta itu sederhana
bukan tentang siapa saja yang boleh memeluknya
.
.
Cinta itu...tengah bercerita tentang kita...
.
.
Kampung Hujan, 260214
.
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H