Mohon tunggu...
Dewi Pagi
Dewi Pagi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Say it with poems & a piece of cake...| di Kampung Hujan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ini Dia Pengintip Profile Kita di Kompasiana

19 Maret 2014   22:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:44 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1395219185563978271

[caption id="attachment_299734" align="alignnone" width="640" caption="pic from www.shootout.com"][/caption]

Judulnya mengingatkan kita pada kalimat yang pernah kita temui di facebook yah? Mirip sedikit lah, hehehe. Nah bagaimana kalau di Kompasiana ini? Sebagai penulis di sini, kita bisa menelusuri siapa-siapa saja yang suka mengintip profile termasuk membaca tulisan-tulisan kita. Cekidot yow :

1. Penulis sendiri

Pernahkah kita menghitung berapa kali kita bolak-balik klik profile kita sendiri? Hanya untuk mengecek jumlah pembaca, komentar dan vote? Dulu saya pernah mengalaminya. Sekarang juga masih, hihihi. Senang rasanya kalau pembaca bertambah, komentar ramai, vote apalagi (peluang article masuk ter ter berawal dari sini).

Kalau tidak ada penambahan dari jumlah-jumlah tersebut, mungkin harus dipikirkan bagaimana supaya akun kita menarik pembaca. Misalnya dengan gonta-ganti PP, ganti PP baru yang lebih unyu-unyu, titip link ke tulisan teman atau sering-sering share tulisan kita ke medsos lainnya.

2. Teman di Kompasiana

Fasilitas dashboard di Kompasiana memudahkan kita membaca tulisan-tulisan teman yang baru ditayangkan. Saya lebih senang nangkring di dashboard daripada di home. Lebih asyik aja. Dari dashboard juga kita bisa melihat komentar dari yang bukan teman.

Selalu ada kemungkinan yang berakibat kita akan tertarik untuk meng'klik' profile yang belum jadi teman, apalagi kalau PPnya 'eye catching', bukan cuma profile atau tulisan yang di'klik', bisa jadi secara personal juga di'bidik'. #hayooo pada ngaku aja, wkwkwkwk...

3. Lovers

Mungkin sebagian kompasianer tidak menyadari bahwa tulisannya disukai pembaca tertentu. Mereka tidak pernah melewati tulisan kita saking cintanya. Setiap saat profile kita di'klik' untuk tahu tulisan terbaru kita. Bahkan sampai dibookmark.

Di sini ada dua kategori lovers yaitu yang blak-blakan dan cukup sekedar jadi silent reader. Kategori blak-blakan, biasanya akan cuek berkomentar atau memberi vote. Jika silent reader mungkin karena belum jadi kompasianer atau malu-malu empus untuk komen dan vote, atau bisa juga dalam kondisi tertekan karena 'sesuatu'.

Kondisi tertekan ini bisa jadi karena 'tidak enak' sama teman yang tidak setuju pada tulisan yang kita sukai, ada yang melarang, rasa takut dimusuhi, takut tidak dianggap dan sebagainya. Padahal hati inginnya seru-seruan semata. Kalau saya sih orangnya cuek saja, selama tidak merugikan orang lain. Feel free itu menyenangkan.

Untuk komen atau vote itu hak saya. Tidak ada istilah 'janjian', emang mau janjian sama siapa? Kaya mau ketemu pacar aja. Saya orangnya tidak suka diatur-atur urusan berpendapat, tapi saya bisa jadi orang paling penurut kalau memang itu untuk kebenaran dan kebaikan.

4. Haters

Nah, kalau yang ini semua pasti sudah tahu. Biasanya yang namanya haters sejati, biarpun sudah berkoar-koar atau sumpah serapah tidak akan intip profile dan baca tulisan penulis yang dibencinya, rasa kepo itu sesekali suka menghantui. Jadi resah, gelisah dan salah tingkah kalau belum baca tulisan terbaru yang dibuat oleh penulis yang dibencinya.

Saya tulis tentang ini berdasarkan cerita teman saya yang jadi salah satu 'aktivis' hater Farhat Abas di Twitter. Ampun dah. Secara tidak sadar para hater ini jadi follower si penulis yang dibencinya. Salah satu tujuannya adalah : blusukan mencari-cari kelemahan si penulis hingga bisa jadi senjata untuk 'menyerang' si penulis sewaktu-waktu, bahkan untuk menyerang loversnya juga.

Keuntungan si penulis dari para hater ini adalah akan membuat nama penulis semakin melambung dan diperbincangkan, pengikutnya juga semakin membludak. Keuntungan untuk para hater? Tidak ada kecuali bertambahnya stok kebencian hingga ke ubun-ubun. Mungkin bisa sampai ke mimpi-mimpi.

5. Admin Kompasiana

Yang pamungkas ini dijamin pasti adalah 'pengintip' setia kita sebagai penulis di Kompasiana. Siapa pun nama akun kita, apa pun status kita di kolom profile, seperti apa pun bentuk PP kita dan gimana pun isi tulisan kita, derajat kita semua sama. Admin pasti membaca tulisan-tulisan kita dan menyortir untuk dijadikan highlight, HL atau TA. Admin juga yang paling berhak untuk kirim 'surat cinta' bahkan membanned article-article yang melanggar TaC.

Terlepas dari beragam keinginan para kompasianer untuk menjadikan Kompasiana sebagai rumah sehat, saya cuma bisa komen : kita semua cuma numpang di sini dan gratis pula. Saya sih senang-senang saja dapat tumpangan gratis, tapi dengan syarat sayanya mesti tahu diri.

Dah segitu aja, masih pingin tahu lebih jelas siapa lagi yang suka 'ngintipin' profile kita? Sebentar saya usul dulu ke admin supaya bisa 'terditek' lebih spesifik. Biar seru dan hilang rasa keponya. Lucu juga yah kalau misalnya ada akun Anu yang nyeletuk : "Eh, ternyata akun 'Empus Kitty Meong' selalu ngeklik setiap tulisan saya lebih dari 20x per tulisan! Rekam jejak kehadiran di profile saya juga lebih dari 24x setiap hari! Wowww, padahal saya tidak kenal dia loh, tidak temenan, tidak pernah connecting juga. Jangan-jangan dia secret admire tulisan saya..." #eaaaa

***

Terima kasih Kompasiana. Saya masih newbie dan cukup terhibur 'tinggal' di sini, biar pun suka pening kalau ada yang berseteru sesama kompasianer. Tapi segala kejadian di sini sama sekali tidak mempengaruhi kehidupan dan pekerjaan saya di dunia nyata apalagi sampai kebawa mimpi. Gak banget deh.

Saya juga banyak belajar dari para penulis-penulis cerdas yang mumpuni. Dari yang super heboh sampai yang suka melow, dari yang serius sampai yang becandaan, dari yang cuek bebek sampai yang 'kepo bingittt'. Semuanya ada di sini. Jangan error-error lagi yah, nanti saya bingung kalau mau komen ha ha hi hi atau pas galau mau posting puisi susahnya setengah mati. #DL Wi, wkwkwkwk...

Salam hangat senja yang hujan. Ngopi lagi enak nih.

» Penulis adalah Pakde Kartono Lover yang lebih cinta belahan jiwanya sendiri. Eh ko' perasaan mirip sama tag line murid seperguruan yang satu lagi yah? Haloow Mas Wahyu...haw ar yu? ^_^

.
.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun