[caption id="attachment_301063" align="aligncenter" width="656" caption="www.chrisbatu.com"][/caption]
Di artikel saya yang sebelumnya, saya bercerita tentang diri saya sebagai manusia biasa yang punya rasa iri atas keberhasilan orang lain. Tidak mudah mengobati penyakit yang satu itu karena sudah menjadi sifat manusia yang selalu saja merasa kurang dan cemburu bila ada orang lain yang lebih dari kita.
Oh iya, sebelumnya terima kasih untuk teman-teman yang sudah membaca, memberi tanggapan dan juga vote pada artikel bagian pertama. Kehormatan untuk saya atas apresiasi teman-teman. Love you, all...^_^
Di sini saya hanya akan bertutur tentang serba-serbi dibalik sebuah kesuksesan. Melihat kesuksesan bukan hanya dinilai dari materi semata, tetapi ada hal-hal menarik dibalik itu. Sukses juga tidak bisa menjadi tolak ukur sebuah kebahagiaan, karena tidak semua orang sukses itu bahagia.
Ada beberapa point yang saya tuliskan tentang kesuksesan. Sengaja saya rangkum berdasarkan pengamatan saya terhadap orang-orang yang sudah menuai sukses dalam hidupnya. Plis cekidot :
1. Sukses Bukan Hanya Milik Orang Pintar
Bob Sadino pernah bilang : 'Orang bodoh sulit mendapatkan pekerjaan sehingga ia terpaksa buka usaha sendiri. Dalam perjalanan bisnisnya supaya sukses, ia merekrut orang-orang pintar. Alhasil orang bodoh tadi jadi bosnya orang pintar'.
Dari kutipan itu, saya jadi teringat dengan perkataan salah satu teman dekat saya yang sudah menuai kesuksesan. Katanya, janganlah hanya jadi orang pintar, tapi jadilah orang yang 'pintar-pintar'. Nah, semoga 'pintar-pintar' di sini mengandung makna yang positif supaya berkah dan bermanfaat bagi kita dan juga orang lain.
2. 'Harga' Sebuah Kesuksesan
Berapa memang harganya? Hehehe, saya rasa cukup 'mahal' yang harus dibayar sebelum kita mencapai sebuah kesuksesan. Pikiran, tenaga, air mata sampai hati yang 'berdarah-darah' ketika ingin mencapai keberhasilan.
Ini cerita dari salah satu kawan lama saya yang sudah sukses sebagai pengusaha agen pulsa plus hand phone. Dulu dia dicemooh karena sebelumnya ia adalah seorang buruh di pabrik. Berawal jualan pulsa dari teman ke teman di pabrik, kini ia sudah menjadi agen besar dan memiliki beberapa gerai pulsa dan hand phone tentunya.
Ia memilih berhenti bekerja demi menekuni usahanya. Dulu sempat 'sakit hati' dengan orang-orang yang merendahkannya, tetapi kini ia berterima kasih pada mereka karena merekalah yang membuat ia semakin bersemangat untuk membuktikan bahwa ia bisa 'membantah' cemoohan mereka dengan bukti yang nyata.
3. Kesuksesan Bukanlah Ukuran Kebahagiaan
Orang bilang, ketika sukses berhasil kita tuai, kebahagiaan otomatis ada dalam genggaman tangan. Awalnya saya berpikir seperti itu, tetapi ketika saya ngobrol dengan para sahabat saya yang telah sukses, ternyata tidak sesederhana itu.
Saya ada cerita lagi tentang seseorang yang hidupnya telah mapan, bisnisnya menggurita di berbagai bidang, sering melakukan perjalanan ke luar negeri untuk urusan bisnisnya. Saya katakan dia hebat karena sukses dalam kehidupannya.
Di satu kesempatan, dia sedikit 'curhat' pada saya. "Saya mungkin telah punya segalanya, apa-apa yang orang lain impikan semua sudah saja dapatkan dan nikmati, tapi ada saat-saat di mana saya merasa waktu begitu sempit untuk keluarga saya tercinta dan saya tidak bisa membeli waktu dengan sebanyak apa pun uang yang saya punya."
4. Sukses Bisa Mengakibatkan Rasa Iri dan Dengki Orang Lain
Lho, ko' kaya iklan rokok sih? Hehehe. Dalamnya lautan bisa diduga, dalamnya hati manusia siapa yang tahu? Contoh dalam dunia kerja, ketika karier seseorang tengah berada di puncaknya, tidak dipungkiri ada saja orang yang iri dan berpikir negatif. Ini cerita berasal dari pengalaman pribadi saya.
Di kantor, dulu saya merasakan ada hal yang berbeda dari beberapa teman yang biasanya dekat tiba-tiba menjauh sejak saya dipromosikan naik jabatan dan jadi kepercayaan bos. Banyak yang mencap saya sebagai 'tukang jilat' dan 'caper' pada atasan. Tapi saya cuek dan tetap fokus bekerja. Biarlah mereka 'ribet' dengan prasangkanya, saya tidak punya waktu untuk ngurusin 'prasangka' mereka.
5. Sukses Bisa Mengundang Suatu 'Kejahatan'
Nah lho? Ko' bisa? Di sini saya akan bicara tentang hal yang masuk dan tidak masuk logika. Ketika orang lain melihat kita berhasil dan punya segalanya, salah satu dampaknya adalah bisa mengakibatkan orang berbuat jahat pada kita. Orang yang sudah sukses dan terlihat bergelimang materi itu rentan akan aksi penipuan, maling, rampok bahkan penculikan.
Terus yang tidak nyata? Nah, ini ceritanya beda lagi. Salah satu kenalan saya, punya toko elektronik yang sejak awal dibuka sudah laris manis. Di tahun ke-3, tiba-tiba tokonya sepi pengunjung bukan main. Omsetnya anjlok hingga 90%. Awalnya ia merasa karena kondisi pasar yang lesu. Namun hal itu berlangsung hampir 1 tahun dan usahanya terancam bangkrut.
Nyaris putus asa, akhirnya ia pergi ke orang yang 'mengerti'. Ia pun bercerita bahwa di tempat usahanya sering kemasukan ular dan sering melihat ceceran darah di antara barang-barang dagangnya. Serem. Beberapa konsumennya juga bilang bahwa sering melihat tokonya itu tutup di siang hari, padahal ia buka setiap hari. Aneh kan yah?
Akhirnya ia paham bahwa dalam dunia usaha, persaingan bisnis itu pasti ada. Ia pun menyadari bahwa selama ini ia terlalu 'menggebrak' harga jual semurah mungkin dari awal berdiri usahanya. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa itu bisa 'melukai' hati pelaku bisnis yang sejenis yang mungkin merasa 'terancam' dengan strategi dagangnya itu.
Selain itu, ia pun baru 'ngeh' kalau pernah memecat salah satu karyawannya dan karyawan itu sempat bilang sakit hati dan seperti tidak terima atas keputusannya. Serba salah juga yah?
Dari cerita no. 5 ini, saya mengambil kesimpulan, selalu ada resiko di setiap kehidupan yang kita jalani. Selalu ada ujian bagi orang-orang yang dianugerahi kesuksesan atau pun sebaliknya. Semua tergantung bagaimana kita menyikapinya.
Sudah dulu, 5 aja pointnya. Tuh kan, kata siapa sukses itu enak semuanya? Ternyata tidak juga kan? Mungkin ada benarnya juga kata orang-orang : Yang nikmat itu ketika kita bisa bersyukur dengan apa adanya yang kita miliki saat ini. Bila kita bisa mencapai kesuksesan tapi tidak membuat kita bahagia juga buat apa kan?
(Tamat)
***
~ Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value - Albert Einstein ~
***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI