Mohon tunggu...
Dewi Pagi
Dewi Pagi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Say it with poems & a piece of cake...| di Kampung Hujan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Iri pada Kesuksesan Orang Lain (Bag. 2)

2 April 2014   23:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:10 1735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13960698202095701237


Nyaris putus asa, akhirnya ia pergi ke orang yang 'mengerti'. Ia pun bercerita bahwa di tempat usahanya sering kemasukan ular dan sering melihat ceceran darah di antara barang-barang dagangnya. Serem. Beberapa konsumennya juga bilang bahwa sering melihat tokonya itu tutup di siang hari, padahal ia buka setiap hari. Aneh kan yah?


Akhirnya ia paham bahwa dalam dunia usaha, persaingan bisnis itu pasti ada. Ia pun menyadari bahwa selama ini ia terlalu 'menggebrak' harga jual semurah mungkin dari awal berdiri usahanya. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa itu bisa 'melukai' hati pelaku bisnis yang sejenis yang mungkin merasa 'terancam' dengan strategi dagangnya itu.


Selain itu, ia pun baru 'ngeh' kalau pernah memecat salah satu karyawannya dan karyawan itu sempat bilang sakit hati dan seperti tidak terima atas keputusannya. Serba salah juga yah?


Dari cerita no. 5 ini, saya mengambil kesimpulan, selalu ada resiko di setiap kehidupan yang kita jalani. Selalu ada ujian bagi orang-orang yang dianugerahi kesuksesan atau pun sebaliknya. Semua tergantung bagaimana kita menyikapinya.


Sudah dulu, 5 aja pointnya. Tuh kan, kata siapa sukses itu enak semuanya? Ternyata tidak juga kan? Mungkin ada benarnya juga kata orang-orang : Yang nikmat itu ketika kita bisa bersyukur dengan apa adanya yang kita miliki saat ini. Bila kita bisa mencapai kesuksesan tapi tidak membuat kita bahagia juga buat apa kan?


(Tamat)


***


~ Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value - Albert Einstein ~


***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun