Mohon tunggu...
Dewi Pagi
Dewi Pagi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Say it with poems & a piece of cake...| di Kampung Hujan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Iri pada Kesuksesan Orang Lain (Bag. 2)

2 April 2014   23:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:10 1735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Ia memilih berhenti bekerja demi menekuni usahanya. Dulu sempat 'sakit hati' dengan orang-orang yang merendahkannya, tetapi kini ia berterima kasih pada mereka karena merekalah yang membuat ia semakin bersemangat untuk membuktikan bahwa ia bisa 'membantah' cemoohan mereka dengan bukti yang nyata.


3. Kesuksesan Bukanlah Ukuran Kebahagiaan


Orang bilang, ketika sukses berhasil kita tuai, kebahagiaan otomatis ada dalam genggaman tangan. Awalnya saya berpikir seperti itu, tetapi ketika saya ngobrol dengan para sahabat saya yang telah sukses, ternyata tidak sesederhana itu.


Saya ada cerita lagi tentang seseorang yang hidupnya telah mapan, bisnisnya menggurita di berbagai bidang, sering melakukan perjalanan ke luar negeri untuk urusan bisnisnya. Saya katakan dia hebat karena sukses dalam kehidupannya.


Di satu kesempatan, dia sedikit 'curhat' pada saya. "Saya mungkin telah punya segalanya, apa-apa yang orang lain impikan semua sudah saja dapatkan dan nikmati, tapi ada saat-saat di mana saya merasa waktu begitu sempit untuk keluarga saya tercinta dan saya tidak bisa membeli waktu dengan sebanyak apa pun uang yang saya punya."


4. Sukses Bisa Mengakibatkan Rasa Iri dan Dengki Orang Lain


Lho, ko' kaya iklan rokok sih? Hehehe. Dalamnya lautan bisa diduga, dalamnya hati manusia siapa yang tahu? Contoh dalam dunia kerja, ketika karier seseorang tengah berada di puncaknya, tidak dipungkiri ada saja orang yang iri dan berpikir negatif. Ini cerita berasal dari pengalaman pribadi saya.


Di kantor, dulu saya merasakan ada hal yang berbeda dari beberapa teman yang biasanya dekat tiba-tiba menjauh sejak saya dipromosikan naik jabatan dan jadi kepercayaan bos. Banyak yang mencap saya sebagai 'tukang jilat' dan 'caper' pada atasan. Tapi saya cuek dan tetap fokus bekerja. Biarlah mereka 'ribet' dengan prasangkanya, saya tidak punya waktu untuk ngurusin 'prasangka' mereka.


5. Sukses Bisa Mengundang Suatu 'Kejahatan'


Nah lho? Ko' bisa? Di sini saya akan bicara tentang hal yang masuk dan tidak masuk logika. Ketika orang lain melihat kita berhasil dan punya segalanya, salah satu dampaknya adalah bisa mengakibatkan orang berbuat jahat pada kita. Orang yang sudah sukses dan terlihat bergelimang materi itu rentan akan aksi penipuan, maling, rampok bahkan penculikan.


Terus yang tidak nyata? Nah, ini ceritanya beda lagi. Salah satu kenalan saya, punya toko elektronik yang sejak awal dibuka sudah laris manis. Di tahun ke-3, tiba-tiba tokonya sepi pengunjung bukan main. Omsetnya anjlok hingga 90%. Awalnya ia merasa karena kondisi pasar yang lesu. Namun hal itu berlangsung hampir 1 tahun dan usahanya terancam bangkrut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun