Mohon tunggu...
Dewi Pagi
Dewi Pagi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Say it with poems & a piece of cake...| di Kampung Hujan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menunggumu... di Kampung Hujan

4 Mei 2014   01:21 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:54 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13991160721184209638

[caption id="attachment_305886" align="aligncenter" width="480" caption="dok pribadi"][/caption]

Di batas pagi bergegas aku melangkah
susuri liuk kaki gunung yang berkabut
gerimis sesaat tiba lalu deras hujan tercurah
matahari sembunyi, mengalah pada tebal awan berselimut
.
Kubiarkan telanjang jemari kakiku tergenang
dalam pijakan-pijakan berlubang
aku menikmati pesona kampung ini
dengan sejuta hujan tanpa henti
.
Jikalau saja...kau yang aku cinta, ada menemani
kita jadi saksi gemericik hati atas anugerah Illahi
betapa semua indah tak terbantah
selayak siluet kayangan di negeri antah berantah
.
Ingatkah kau pada lampau puisiku untukmu?
'Temui Aku di Pematang Sawah Kampung Padi', pernah ku beri kau sajak yang satu itu
sederhana kata yang aku cipta
tanpa tumpukan aksara-aksara dewa
.
Kau dan aku cinta aroma pagi
pun lekukan rerimbun padi
kita suka hujan, aku gerimis kau lebatnya
di hamparan sawah hijau, sendiri kuleburkan segala rasa
.
Ini benar-benar kampung hujan!
bukan kampung sembarang hujan!
bukan halusinasi tingkat tinggi
atau hanya sepotong mimpi
.
Rasanya tak ingin pulang
mauku menetap di sini selamanya
menunggumu datang membawa rindu bukan kepalang
peluk aku lepaskan segala belenggu jiwa
.
Nanti saat kau datang
kan kupersembahkan beningnya mata air kasih sayang
ku ajak kau tersesat dalam labirin renjana
tanpa satu pun petunjuk kecuali agungnya cinta
.
.
...lalu kau dan aku, mengikat sebenarnya cinta...hingga Tuhan memisahkan...
.
.
Kampung Hujan, 280414
.
.
~ Dalam penantianku, ada hal terindah yang akan kuciptakan...yaitu berpuisi tentangmu. Kau harus tahu, takkan pernah cukup waktu saat menuangkan sosokmu ke dalam serambi kata-kata nan indah berjelujur... dan menunggu takkan pernah jadi suatu hal yang menyiksaku... ~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun