Jika dalam satu keluarga ada empat orang, maka biaya yang harus disiapkan untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang sekitar 80 ribuan.Â
Bagaimana tidak terasa mahal bila setiap harinya pemasukan keluarga berkisar 50 hingga 75 ribu rupiah atau bahkan tidak memiliki pemasukan yang tetap dan rutin tiap harinya.Â
Sebagai seorang ibu, saya paham bahwa keluarga saya terutama anak saya perlu makan makanan bergizi seimbang agar tumbuh kembangnya bisa optimal. Tapi dengan kondisi finansial keluarga yang tidak memungkinkan, saya harus bisa adaptif dengan keadaan ini.
Terlebih lagi, harga bahan makanan di Indonesia tergolong cukup mahal dan naik terus. Sekarang ini, harga telur di atas 30 ribu rupiah per kilonya, tempe sekotak kecil paling murah 4 ribu rupiah, sayuran pun tidak kalah menjulang harganya.Â
Ini harga di Jakarta yang mudah terjangkau akomodasinya. Bagaimana dengan harga bahan makanan di daerah terpelosok dan terpencil yang susah dijangkau? Sudah pasti lebih fantastis lagi harganya.Â
Masih melansir dari laman Kompas id, hasil analisis dari tim data Kompas, tidak jauh berbeda hasilnya dengan analisis FAO pada tahun 2021 yang menyatakan bahwa ada 69,1% penduduk Indonesia yang tidak mampu penuhi kebutuhan gizi seimbang.Â
Proporsi penduduk Indonesia yang tidak mampu penuhi kebutuhan gizi seimbang menurut FAO pada tahun 2021 menunjukkan angka yang lebih baik dibandingkan 4 tahun lalu karena adanya standar gizi yang lebih rendah.
Laporan FAO juga menunjukkan bahwa Indonesia memiliki harga pangan bergizi tertinggi dibandingkan negara-negara tetangga di Asia Tenggara apabila memperhitungkan daya beli masyarakatnya.Â
Dengan memperhitungkan faktor paritas daya beli (purchasing power parity/PPP), harga pangan bergizi di Indonesia mencapai angka 4,47 dollar AS sekitar Rp 69.000 per hari.Â
Ini lebih tinggi ketimbang harga bahan makanan bergizi di negara tetangga antara lain: Thailand (4,3 dollar AS); Filipina (4,1 dollar AS); Vietnam (4 dollar AS) dan Malaysia (3,5 dollar AS).Â
Analisis FAO ini seakan membenarkan pemikiran saya bahwa harga bahan makanan bergizi seimbang di Indonesia memang mahal. Apalagi di beberapa wilayah Indonesia seperti NTT dan Maluku Utara.