Dalam perspektif yang lebih luas, penghapusan skripsi dapat memunculkan pertanyaan tentang relevansi penulisan skripsi dalam dunia kerja. Banyak lulusan yang merasa bahwa skripsi tidak memberikan kontribusi nyata dalam karir mereka. Mereka berpendapat bahwa pengalaman kerja dan keterampilan praktis lebih berharga daripada skripsi.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa skripsi tetap memiliki nilai penting dalam pengembangan pengetahuan. Skripsi adalah kesempatan bagi mahasiswa untuk mendalami topik yang mereka minati dan berkontribusi pada pemahaman kita tentang suatu bidang. Selain itu, skripsi juga merupakan bentuk evaluasi akademik yang menunjukkan bahwa seorang mahasiswa mampu melakukan penelitian dan menganalisis data dengan baik.
Dalam menghadapi penghapusan skripsi, mahasiswa sebaiknya tidak melupakan pentingnya keterampilan penulisan yang baik dan kemampuan berpikir kritis. Terlepas dari apakah skripsi ada atau tidak, kemampuan ini tetap relevan dalam dunia kerja. Sebagai mahasiswa, kita harus mampu menyusun argumen dengan baik, mengutip sumber dengan benar, dan menganalisis informasi secara kritis.
Dalam kesimpulannya, penghapusan skripsi oleh Kemendikbud dan beberapa universitas memunculkan pro dan kontra di kalangan mahasiswa. Meskipun ada argumen yang mendukung penghapusan skripsi, tidak dapat dipungkiri bahwa skripsi memiliki nilai penting dalam pengembangan pengetahuan dan evaluasi akademik. Sebagai mahasiswa, kita sebaiknya tidak melupakan pentingnya keterampilan penulisan yang baik dan kemampuan berpikir kritis, terlepas dari keberadaan skripsi. Skripsi bukanlah satu-satunya jalan untuk lulus, tetapi tetap merupakan bagian integral dari pendidikan tinggi yang tidak boleh dihilangkan begitu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H