8. Pada tahun 2011, I La Galigo dinyatakan sebagai warisan dunia oleh UNESCO dan diberi anugerah Memory of the Word (MOW).
9. Beruntunglah terdapat seorang perempuan kelahiran Bone, yang begitu ingin melestarikan karya sastra ini hingga mengambil salah satu episode I La Galigo sebagai proposal disertasi program doktoralnya (1998). Ia adalah Prof. Dr. Nurhayati Rahman. Hebat! Begitu cintanya ia terhadap warisan karya sastra tanah air, I La Galigo. Selain itu ia juga ingin mengembalikan I La Galigo ke tanah kelahirannya yaitu Indonesia.
10. Nurhayati atau Siti Galigo amat bahagia, saat 26 September 2017 lalu di Gedung LIPI Jakarta Dirjen Kebudayaan menyatakan akan membantu pembiayaan penerbitan naskah I La Galigo edisi ke 4 hingga ke 12. Pantas saja ia bahagia, karena telah lebih dari 25 tahun hati dan pikirannya tercurah pada I La Galigo, dan kini berbuah manis.
Note : Buku yang saya beli bukan buku yang berisi kisah lengkap dalam satu edisi. Buku I La galigo yang lengkap baru diterbitkan dalam 3 edisi saja, dan kemungkinan buku saya ini adalah penggalan sedikit cerita saja dari 3 edisi tersebut yang naskah aslinya tentu panjang sekali.Â
(dnu, disarikan dari harian Kompas edisi 5 Desember 2017 dan buku I La Galigo terbitan Pustaka Refleksi yang ditulis oleh Nunding Ram, Yusuf dan Lely Yuliani Said, 3 Januari 2018)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H