Saat sang ibu dan ayah asyik bersantap untuk berbuka puasa, dua anak lelaki tersebut terus saja asyik dengan dunianya. Lagi-lagi, berebut mainan, saling pukul yang menurut saya itu adalah tanda sayang antara kakak dan adik, berdiri diatas bangku, hingga mencoba mendaki tangga melalui sisi samping tempat mereka duduk.
Pembaca sekalian penasarankah apa yang terjadi saat satu anaknya melompat-lompat kecil diatas bangku dan satu anak lainnya mencoba mendaki tangga yang ada di dekat tempat duduknya?
Seketika sang Ibu berteriak kencang untuk meminta anaknya duduk dan diam, sambil mengacungkan pisau tinggi-tinggi yang dipegang dengan tangan kanannya. Tatapan mata bulat yang mengerikan seakan bola matanya ingin keluar, membentak dan terus membentak seraya menakut-nakuti anaknya dengan pisau.
Ya, ini adalah resto yang spesialis menyajikan steak sebagai hidangan utamanya. Sudah jelas, ada pisau saat kami menikmati makanan tersebut.
Dalam waktu yang bersamaan, tangan sang ayah begitu lugasnya memberikan tamparan di mulut anak satunya yang sedang bermain panjat tebing di dalam resto. Saya perhatikan anak itu langsung diam, memegang mulutnya, nampak ingin menangis namun ditahan sekuatnya.
Sambil memberitahukan anaknya agar tidak memanjat tangga melalui sisi samping yang ada didekat tempat duduknya, dengan nada marah, sang ayah lagi-lagi memberikan tamparan kecil di bibir anaknya.
"Ibunya galak, ayahnya juga..." batin saya.
Entah ya apa yang ada dibenak laki-laki dan perempuan itu. Memarahi anaknya dengan perbuatan yang amat mengerikan.
Mampukah Anda membayangkan apa yang ada dibenak anaknya saat dimarahi sang Ibu sambil mengacungkan pisau ke arahnya? Pisau adalah benda yang amat mengerikan. Digunakan untuk memotong sesuatu, sisinya tajam, ujungnya runcing, bisa berdarah jika tersayatnya. Dan kini pisau diacungkan didepan mata anaknya???
Sementara, ayah yang seharusnya menjadi lelaki terbaik didalam keluarga, turut ambil bagian dalam kisah ini. Dengan begitu santainya ia memberikan tamparan kecil kepada anaknya. Walaupun kecil, tetap saja itu sebuah tamparan.
Memang pisau hanya untuk menakut-nakuti dan tamparannya hanya berupa tamparan kecil. Tapi ada satu hal yang perlu diingat, bagaimana dengan hati anak-anak itu?